SOCIAL COGNITIVE CAREER THEORY
SERTA APLIKASINYA DALAM BK KARIR
A.
Konsep
Dasar Teori
Social Cognitive Career Theory
(SCCT) dikembangkan sebagai cara untuk menjelaskan perkembangan karir melalui
fokus pada konstruksi sosio-kognitif (Lent, Brown, & Hackett, 1996). Berlandaskan
pada teori kognitif sosial Bandura (1986), SCCT mengungkap bagaimana minat
karir dan akademik matang, bagaimana pilihan karier dikembangkan, dan bagaimana
pilihan-pilihan ini berubah menjadi tindakan. Hal ini dicapai melalui tiga
prinsip utama yaitu self-efficacy,
ekspektasi hasil, dan tujuan (Lent et al., 1994). Self-efficacy mengacu pada kepercayaan seseorang tentang kemampuan
mereka untuk berhasil menyelesaikan langkah-langkah yang diperlukan untuk tugas
tertentu. Keyakinan ini tidak tetap, namun dapat berubah berdasarkan interaksinya
dengan orang lain, lingkungan, dan perilaku sendiri (Gibbons & Shoffner, 2004). Menurut
Bandura Efikasi diri dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui empat sumber
informasi, yakni, (1) enactive mastery
experience; (2) vicarious experience;
(3) verbal persuasion; dan (4) physiological and affective states,
individu dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir yang tinggi akan
berhasil membuat keputusan karir yang tepat untuk dirinya (Ardiyanti, D &
Alsa, A, 2015).
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat tiga aspek penting yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan karir pada seseorang menurut Social
Cognitive Career Theory (SCCT), yakni faktor personal, kontekstual, dan
kognitif (Brown, 2005 dalam Ali, M & Mukhibat 2016). Faktor kognitif
terdiri dari efikasi diri pengambilan keputusan karir dan pengharapan akan
hasil. Artinya semakin tinggi tingkat efikasi diri pengambilan keputusan karir dan
semakin tinggi tingkat pengharapan akan hasil seseorang akan berpengaruh
terhadap menurunnya tingkat career
indecision-nya (Patton, 2004 dalam dalam Ali, M & Mukhibat 2016).
Teori Karir Kognitif
Sosial (Lent, Brown, & Hackett, 2000) memberikan kerangka teoritis
terhadap pemahaman kepentingan
vokasional dan proses pengambilan keputusan. Inti dari SCCT adalah konsep yang
diberikan oleh seseorang (misalnya: jenis kelamin, ras/etnis, status kesehatan)
yang berkontribusi pada pengalaman belajar berkaitan dengan karir (Thompson & Dahling, 2012). Pengalaman
belajar (didefinisikan sebagai persuasi sosial, pembelajaran pengganti, gairah
fisiologis dan prestasi kinerja)
merupakan sumber keyakinan self-efficacy
dan sumber minat, tujuan, dan tindakan. Dengan demikian, SCCT berfokus pada hubungan
timbal balik dan interaksi antara proses kognitif individu dengan lingkungannya
(Lent et al).
Model pilihan SCCT juga
menggambarkan bagaimana kemampuan kontekstual (penghambat dan dukungan)
mempengaruhi tujuan, aktivitas, dan pencapaian kerja. Hambatan dan dukungan
adalah kondisi situasional yang menghambat dan memfasilitasi hasil kerja
masing-masing individu (Lent et al., 2000 dalam Dahling, Melloy, & Thompson, 2013). Lebih lanjut
(Lent et al, 1994), dijelaskan bahwa selain variabel sosial-kognitif, SCCT juga
menjelaskan bahwa faktor lingkungan, seperti hambatan dan dukungan (misalnya
fasilitator), mempengaruhi pilihan kejuruan dan akademis (Cunningham, Bruening, Sartore, Sagas, & Fink,
2005).
B.
Karakteristik
Teori
Terdapat beberapa
karakteristik Social Cognitive Career
Theory (SCCT), diantaranya:
1. Penekanan
penting dari SCCT adalah sifat spesifik-domainnya
(Lent et al., 1994). Artinya, hanya pengalaman belajar di ranah akademis atau karir tertentu yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan harapan di bidang tertentu, yang pada akhirnya membentuk kepentingan, sasaran, pilihan, ketekunan, dan kinerja yang sesuai (Navarro, Flores, & Worthington, 2007).
(Lent et al., 1994). Artinya, hanya pengalaman belajar di ranah akademis atau karir tertentu yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan harapan di bidang tertentu, yang pada akhirnya membentuk kepentingan, sasaran, pilihan, ketekunan, dan kinerja yang sesuai (Navarro, Flores, & Worthington, 2007).
2. SCCT
berfokus pada beberapa variabel kognitif individu (self-efficacy, out- come expectations, and goals) dan bagaimana
variabel-variabel ini berinteraksi dengan aspek lain dari individu tersebut dan
lingkungan (gender, etnisitas, dukungan sosial, dan penghanbat) untuk membantu
pengembangan karir (R. Lent, Brown, & Hackett, 2000).
3. Berdasarkan teori karir kognitif sosial, minat karir dibentuk melalui
pengalaman langsung atau berkesan yang menyediakan peluang bagi individu untuk
berlatih, menerima umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarahkan
efikasi personal dan harapan dari hasil yang memuaskan
(Lent, Brown and Hackett dalam Mery Citra Sondari, 2006).
4. Gender merupakan salah satu variabel yang signifikan dalam memahami
perbedaan dalam self-efficacy karir
(Lent & Hackett, 1987; Nevill & Schleckler, 1988; Wilson, 2007).
5. Menurut
teori karir sosial kognitif berbagai variabel individu, lingkungan dan perilaku
mempengaruhi proses pemilihan karier. Variabel-variabel sosial-kognitif
menstimulasi tindakan pilihan karier atau perilaku karier, seperti perencanaan
karir dan eksplorasi karier, yang diperlukan bagi orang-orang muda untuk
membuat kemajuan menuju tujuan karier (Rogers & Creed, 2011).
C.
Kekuatan
dan Kelemahan Teori
Adapun kekuatan dan
kelemahan teori karir sosial kognitif (SCCT), dijelaskan sebagai berikut:
1.
Kekuatan
Teori
a. Penggunaan
model karir dan tujuan karir SCCT dapat memfasilitasi kemampuan untuk memprediksi
minat dan sasaran kewiraswastaan sebagai pilihan karir (Weinstein, Shuart, Sheehan, & Levangie, 2013).
b. SCCT
telah menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk penelitian karir yang telah
mengeksplorasi pengaruh konteks sosiokultural dalam pengembangan karir (Whitson, 2006).
2.
Kelemahan
Teori
a.
Penerapan model SCCT untuk
pengambilan keputusan karir kewirausahaan belum dieksplorasi (Weinstein et al., 2013).
b. Meskipun teori ini telah mendorong banyak penelitian dan kegiatan
praktis, namun sebagian besar hanya berfokus pada variabel-variabel sosial kognitif saja, terlepas dari variabel lingkungan yang
diasumsikan mempengaruhi variabel sosial-kognitif seseorang dan aspek perilaku
karir lainnya (R. Lent et al., 2000).
D.
Riset-Riset
yang berkenaan dengan Teori
Terdapat beberapa riset
yang berkenaan dengan Social Cognitive
Career Theory (SCCT), diantaranya:
1. Judul:
Perceived social status and learning
experiences in Social Cognitive Career Theory
Peneliti:
Mindi N. Thompson & Jason J. Dahling
Hasil Penelitian:
penelitian ini menguji efek tidak langsung PSS pada harapan terhadap hasil dan self-efficacy melalui pengalaman belajar
seperti yang diusulkan oleh SCCT di setiap domain minat RIASEC. Setelah
dilakukan kontrol, untuk efek gender menunjukkan bahwa status sosial yang
dirasakan berhubungan positif dengan pengalaman belajar di wilayah penelitian.
Temuan ini mengindikasikan pentingnya status sosial yang dirasakan sebagai
prediktor terhadap berbagai jenis pengalaman belajar terkait karir yang
kemudian membentuk self efficacy,
pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh, dan kepentingan seseorang pada
RIASEC tertentu (Thompson & Dahling, 2012).
2. Judul:
Factors Influencing Self-Employment
Intention Among Nigerian Post-Graduate Students of Universiti Utara Malaysia
(UUM)
Peneliti:
Ali Iliyasu Ali
Hasil penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendidikan kewirausahaan,
pengalaman kewirausahaan dan sikap kewirausahaan sosial sebagai faktor yang
mempengaruhi keinginan untuk bekerja sendiri. Penelitian ini didasarkan pada Theory of Planned Behavior (TPB), Social Cognitif Theory (SCT) dan Social Cognitive Career Theory (SCCT). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan,
pengalaman kewirausahaan dan sikap kewirausahaan sosial berhubung positif
dengan keinginan (pelajar pasca siswazah Nigeria di UUM) untuk bekerja sendiri.
Penelitian ini memberi sumbangan yang diperkaya dengan pengetahuan dan
implikasi besar kepada teori dan aplikasi kewirausahaan (Ali, 2014).
3. Judul:
Mexican American Middle School Students’
Goal Intentions in Mathematics and Science: A Test of Social Cognitive Career
Theory
Peneliti:
Rachel L. Navarro & Lisa Y. Flores and Roger L. Worthington
Hasil Penelitian:
Penelitian ini model SCCT dan menunjukkan bahwa beberapa modifikasi mungkin
diperlukan agar SCCT dapat sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan siswa sekolah
menengah di Meksiko Amerika. Karena saat ini Amerika Serikat menjadi lebih
beragam secara kultural, sehingga menjadi sangat penting untuk menguji kembali
tingkat validitas teori karir yang membantu profesionalis secara budaya.
Melalui penggunaan teori yang menyoroti dan menjelaskan faktor sosiopolitik,
sosiokontetik, dan budaya, psikolog konseling (counseling psychologists) dapat melakukan intervensi dalam siklus
antargenerasi ini dan membantu orang-orang Amerika Meksiko bertahan dan
berhasil dalam pendidikan dan karirnya (Navarro et al., 2007).
4. Judul:
Job search and social cognitive theory:
The role of career-relevant activities
Peneliti:
Jelena Zikic & Alan M. Saks
Hasil Penelitian:
Teori kognitif sosial digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kegiatan yang
relevan dengan karir. Hasil penelitian ini memberikan informasi praktis tentang
apa yang dapat dilakukan pencari kerja untuk meningkatkan kejelasan pencarian
pekerjaan mereka dan efikasi pencarian kerja, serta menunjukkan penerapan teori
kognitif sosial untuk memahami dan memprediksi perilaku pencarian kerja (Zikic & Saks, 2009).
5. Judul:
The Application of Social Cognitive
Career Theory to Sport and Leisure Career Choices
Peneliti:
George B. Cunningham Texas, Jennifer Bruening, Melanie L. Sartore, Michael
Sagas, & Janet S. Fink.
Hasil Penelitian:
Teori karir kognitif sosial digunakan untuk menyelidiki latar belakang siswa
memasuki industri olahraga dan rekreasi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa self-efficacy dan outcome hubungan positif dengan kepentingan kejuruan, yang pada
gilirannya berhubungan positif dengan tujuan pilihan karir (Cunningham et al., 2005).
6. Judul:
Tinjauan Faktor-faktor Pendorong Kejayaan Kerjaya Ahli Akademik: Konteks
Universiti Penyelidikan di Malaysia
Peneliti:
Al-Mansor Abu Said & Roziah Mohd Rasdi
Hasil Penelitian:
Penelitian ini telah mengkaji teori kesuksesan karir seperti Social Cognitive Career Theory (SCCT),
Model Lanjutan SCCT, Model Perilaku Proactice,
dan Model Sukses Karir Terintegrasi. Berdasarkan teori, penelitian ini telah
memprediksikan beberapa faktor individual (seperti modal manusia, kepribadian
individu, dan modal sosial) dan faktor kontekstual (seperti dukungan organisasi
dan lingkungan individu) dalam mempengaruhi keberhasilan karir akademis. Selain
itu, penelitian ini menggambarkan pengaruh perilaku proaktif individu dalam
menciptakan keterlibatan mereka dalam aktivitas dan strategi manajemen untuk
mendapat karir yang sukses. Studi ini mengemukakan bahwa teori dan model yang
dipaparkan dapat menjelaskan fenomena kesuksesan karir akademik. Model-model
ini telah dikembangkan dan dapat diterapkan pada berbagai kelompok baik
individu siswa maupun karyawan. Ini menunjukkan bahwa modelnya juga cocok untuk
digunakan di kalangan akademisi di Universitas Riset di Malaysia (Al-Mansor Abu Said & Roziah Mohd Rasdi, 2012).
7. Judul:
Linking Affective Commitment, Career
Self-Efficacy, and Outcome Expectations: A Test of Social Cognitive Career
Theory
Peneliti:
Amanda M. Conklin, Jason J. Dahling, & Pablo A. Garcia.
Hasil Penelitian:
peneliti menguji model berdasarkan model kepuasan teori karir kognitif sosial
(SCCT) yang menghubungkan komitmen afektif siswa terhadap mayor mereka
(identifikasi emosional yang dirasakan siswa terhadap area studi mereka) dengan
self-efficacy karir (CDSE) dan
harapan hasil karir. Hasil menunjukkan bahwa CDSE memediasi hubungan antara
komitmen afektif dengan harapan hasil utama dan karir, yang secara khusus
diharapkan kinerja dan kepuasan karir. Lebih lanjut, persepsi siswa tentang
kemampuan-tuntutan sesuai dengan interaksi utama mereka dengan komitmen afektif
untuk memoderasi efek langsung dan tidak langsung ini. Penulis mendiskusikan
temuan ini berdasarkan SCCT dan mengembangkan rekomendasi untuk konselor karir
dan penasihat akademis berdasarkan hasil penelitian mereka (Conklin, Dahling, & Garcia, 2013).
E.
Aplikasi
Teori dalam BK
Perspektif
teori SCCT melengkapi atau membangun hubungan konseptual dengan teori-teori
pengembangan karir yang lainnya. Dengan berlandaskan asumsi konstruktivis
tentang kemampuan manusia untuk mempengaruhi perkembangan dan lingkungannya
sendiri, SCCT telah terinspirasi dan dipengaruhi oleh sejumlah perkembangan
kunci dalam psikologi kerja, psikologis dan konseling lainnya, dan ilmu
kognitif (R. W. Lent, Brown, & Hackett, 2002).
Terdapat
beberapa hal yang dilakukan oleh konselor dalam pelayanan konseling berdasarkan
SCCT (Yon, 2010), diantaranya:
1.
Konselor
mengidentifikasi dan mengantisipasi kemungkinan hambatan pelaksanaan pilihan
karier konseli.
2.
Konselor
menganalisis kemungkinan menghadapi hambatan. Siapkan strategi untuk mengatasi
hambatan (metode untuk
mencegah atau mengelola kemungkinan hambatan).
3.
Konselor
mendukung untuk tujuan-tujuan mereka di dalam keluarga, rekan, dan hal-hal lain
dalam sistem sosial.
KEPUSTAKAAN
Al-Mansor Abu Said, & Roziah Mohd Rasdi. (2012).
Tinjauan Faktor-faktor Pendorong Kejayaan Kerjaya Ahli Akademik : Konteks
Universiti Penyelidikan di Malaysia. Sosiohumanika, 5(2),
185–202.
Ali, A. L. I. I. (2014). Factors Influencing Self-Employment Intention
Among Nigerian Post-Graduate Students of Universiti Utara Malaysia ( Uum )
Master of Science.
Conklin, A. M., Dahling, J. J., & Garcia, P. A. (2013). Linking
Affective Commitment, Career Self-Efficacy, and Outcome Expectations: A Test of
Social Cognitive Career Theory. Journal of Career Development, 40(1),
68–83. https://doi.org/10.1177/0894845311423534
Cunningham, G. B., Bruening, J., Sartore, M. L., Sagas, M., & Fink, J.
S. (2005). Career Choices, 122–138. https://doi.org/10.1177/0894845305279164
Dahling, J. J., Melloy, R., & Thompson, M. N. (2013). Financial strain
and regional unemployment as barriers to job search self-efficacy: A test of
social cognitive career theory. Journal of Counseling Psychology, 60(2),
210–218. https://doi.org/10.1037/a0031492
Gibbons, M. M., & Shoffner, M. F. (2004). Prospective First-Generation
College Students : Meeting Their. Asca, 8(1), 91–97.
Lent, R., Brown, S., & Hackett, G. (2000). Contextual supports and
barriers to career choice: A social cognitive analysis. Journal of
Counseling Psychology, 47(1), 36–49.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.47.1.36
Lent, R. W., Brown, S. D., & Hackett, G. (2002). Social Cognitive
Career Theory. Career Choice and Development.
https://doi.org/https://doi.org/10.1006/jvbe.1994.1027
Navarro, R. L., Flores, L. Y., & Worthington, R. L. (2007). Mexican
American Middle School Students’ Goal Intentions in Mathematics and Science: A
Test of Social Cognitive Career Theory. Journal of Counseling Psychology,
54(3), 320–335. https://doi.org/10.1037/0022-0167.54.3.320
Rogers, M. E., & Creed, P. A. (2011). A longitudinal examination of
adolescent career planning and exploration using a social cognitive career
theory framework Author. Journal of Adolescence, 34, 163–172.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2009.12.010 Copyright
Thompson, M. N., & Dahling, J. J. (2012). Perceived social status and
learning experiences in Social Cognitive Career Theory. Journal of
Vocational Behavior, 80(2), 351–361.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.10.001
Weinstein, L., Shuart, J., Sheehan, C., & Levangie, J. (2013). New
England Journal of Entrepreneurship, 16(1), 6–9.
Whitson, M. L. (2006). Career Decision Self-Efficacy , and, 112–124.
Wilson, F. (2007). E T & P Intentions : Implications for Entrepreneurship.
Education, (617), 387–407.
Zikic, J., & Saks, A. M. (2009). Job search and social cognitive
theory: The role of career-relevant activities. Journal of Vocational
Behavior, 74(1), 117–127. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2008.11.001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar