"ANNISA PERTIWI", "BIMBINGAN DAN KONSELING", "UNP"

Kamis, 05 April 2018

SOCIAL COGNITIVE CAREER THEORY SERTA APLIKASINYA DALAM BK KARIR

SOCIAL COGNITIVE CAREER THEORY SERTA APLIKASINYA DALAM BK KARIR

  A.    Konsep Dasar Teori
Social Cognitive Career Theory (SCCT) dikembangkan sebagai cara untuk menjelaskan perkembangan karir melalui fokus pada konstruksi sosio-kognitif (Lent, Brown, & Hackett, 1996). Berlandaskan pada teori kognitif sosial Bandura (1986), SCCT mengungkap bagaimana minat karir dan akademik matang, bagaimana pilihan karier dikembangkan, dan bagaimana pilihan-pilihan ini berubah menjadi tindakan. Hal ini dicapai melalui tiga prinsip utama yaitu self-efficacy, ekspektasi hasil, dan tujuan (Lent et al., 1994). Self-efficacy mengacu pada kepercayaan seseorang tentang kemampuan mereka untuk berhasil menyelesaikan langkah-langkah yang diperlukan untuk tugas tertentu. Keyakinan ini tidak tetap, namun dapat berubah berdasarkan interaksinya dengan orang lain, lingkungan, dan perilaku sendiri (Gibbons & Shoffner, 2004). Menurut Bandura Efikasi diri dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui empat sumber informasi, yakni, (1) enactive mastery experience; (2) vicarious experience; (3) verbal persuasion; dan (4) physiological and affective states, individu dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir yang tinggi akan berhasil membuat keputusan karir yang tepat untuk dirinya (Ardiyanti, D & Alsa, A, 2015).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat tiga aspek penting yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan karir pada seseorang menurut  Social Cognitive Career Theory (SCCT), yakni faktor personal, kontekstual, dan kognitif (Brown, 2005 dalam Ali, M & Mukhibat 2016). Faktor kognitif terdiri dari efikasi diri pengambilan keputusan karir dan pengharapan akan hasil. Artinya semakin tinggi tingkat efikasi diri pengambilan keputusan karir dan semakin tinggi tingkat pengharapan akan hasil seseorang akan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat career indecision-nya (Patton, 2004 dalam dalam Ali, M & Mukhibat 2016).
Teori Karir Kognitif Sosial (Lent, Brown, & Hackett, 2000) memberikan kerangka teoritis terhadap  pemahaman kepentingan vokasional dan proses pengambilan keputusan. Inti dari SCCT adalah konsep yang diberikan oleh seseorang (misalnya: jenis kelamin, ras/etnis, status kesehatan) yang berkontribusi pada pengalaman belajar berkaitan dengan karir (Thompson & Dahling, 2012). Pengalaman belajar (didefinisikan sebagai persuasi sosial, pembelajaran pengganti, gairah fisiologis dan prestasi kinerja)  merupakan sumber keyakinan self-efficacy dan sumber minat, tujuan, dan tindakan. Dengan demikian, SCCT berfokus pada hubungan timbal balik dan interaksi antara proses kognitif individu dengan lingkungannya (Lent et al).
Model pilihan SCCT juga menggambarkan bagaimana kemampuan kontekstual (penghambat dan dukungan) mempengaruhi tujuan, aktivitas, dan pencapaian kerja. Hambatan dan dukungan adalah kondisi situasional yang menghambat dan memfasilitasi hasil kerja masing-masing individu (Lent et al., 2000 dalam Dahling, Melloy, & Thompson, 2013). Lebih lanjut (Lent et al, 1994), dijelaskan bahwa selain variabel sosial-kognitif, SCCT juga menjelaskan bahwa faktor lingkungan, seperti hambatan dan dukungan (misalnya fasilitator), mempengaruhi pilihan kejuruan dan akademis (Cunningham, Bruening, Sartore, Sagas, & Fink, 2005).

  B.     Karakteristik Teori
Terdapat beberapa karakteristik Social Cognitive Career Theory (SCCT), diantaranya:
1.      Penekanan penting dari SCCT adalah sifat spesifik-domainnya
(Lent et al., 1994). Artinya, hanya pengalaman belajar di ranah akademis atau karir tertentu yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan harapan di bidang tertentu, yang pada akhirnya membentuk kepentingan, sasaran, pilihan, ketekunan, dan kinerja yang sesuai
(Navarro, Flores, & Worthington, 2007).
2.      SCCT berfokus pada beberapa variabel kognitif individu (self-efficacy, out- come expectations, and goals) dan bagaimana variabel-variabel ini berinteraksi dengan aspek lain dari individu tersebut dan lingkungan (gender, etnisitas, dukungan sosial, dan penghanbat) untuk membantu pengembangan karir (R. Lent, Brown, & Hackett, 2000).
3.      Berdasarkan teori karir kognitif sosial, minat karir dibentuk melalui pengalaman langsung atau berkesan yang menyediakan peluang bagi individu untuk berlatih, menerima umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarahkan efikasi personal dan harapan dari hasil yang memuaskan (Lent, Brown and Hackett dalam Mery Citra Sondari, 2006).
4.      Gender merupakan salah satu variabel yang signifikan dalam memahami perbedaan dalam self-efficacy karir (Lent & Hackett, 1987; Nevill & Schleckler, 1988; Wilson, 2007).
5.      Menurut teori karir sosial kognitif berbagai variabel individu, lingkungan dan perilaku mempengaruhi proses pemilihan karier. Variabel-variabel sosial-kognitif menstimulasi tindakan pilihan karier atau perilaku karier, seperti perencanaan karir dan eksplorasi karier, yang diperlukan bagi orang-orang muda untuk membuat kemajuan menuju tujuan karier (Rogers & Creed, 2011).

  C.    Kekuatan dan Kelemahan Teori
 Adapun kekuatan dan kelemahan teori karir sosial kognitif (SCCT), dijelaskan sebagai berikut:
1.      Kekuatan Teori
a.       Penggunaan model karir dan tujuan karir SCCT dapat memfasilitasi kemampuan untuk memprediksi minat dan sasaran kewiraswastaan sebagai pilihan karir (Weinstein, Shuart, Sheehan, & Levangie, 2013).
b.      SCCT telah menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk penelitian karir yang telah mengeksplorasi pengaruh konteks sosiokultural dalam pengembangan karir (Whitson, 2006).
2.      Kelemahan Teori
a.       Penerapan model SCCT untuk pengambilan keputusan karir kewirausahaan belum dieksplorasi (Weinstein et al., 2013).
b.      Meskipun teori ini telah mendorong banyak penelitian dan kegiatan praktis, namun sebagian besar hanya berfokus pada variabel-variabel sosial kognitif  saja, terlepas dari variabel lingkungan yang diasumsikan mempengaruhi variabel sosial-kognitif seseorang dan aspek perilaku karir lainnya (R. Lent et al., 2000).

  D.    Riset-Riset yang berkenaan dengan Teori
Terdapat beberapa riset yang berkenaan dengan Social Cognitive Career Theory (SCCT), diantaranya:
1.      Judul: Perceived social status and learning experiences in Social Cognitive Career Theory
Peneliti: Mindi N. Thompson & Jason J. Dahling
Hasil Penelitian: penelitian ini menguji efek tidak langsung PSS pada harapan terhadap hasil dan self-efficacy melalui pengalaman belajar seperti yang diusulkan oleh SCCT di setiap domain minat RIASEC. Setelah dilakukan kontrol, untuk efek gender menunjukkan bahwa status sosial yang dirasakan berhubungan positif dengan pengalaman belajar di wilayah penelitian. Temuan ini mengindikasikan pentingnya status sosial yang dirasakan sebagai prediktor terhadap berbagai jenis pengalaman belajar terkait karir yang kemudian membentuk self efficacy, pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh, dan kepentingan seseorang pada RIASEC tertentu (Thompson & Dahling, 2012).
2.      Judul: Factors Influencing Self-Employment Intention Among Nigerian Post-Graduate Students of Universiti Utara Malaysia (UUM)
Peneliti: Ali Iliyasu Ali
Hasil penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendidikan kewirausahaan, pengalaman kewirausahaan dan sikap kewirausahaan sosial sebagai faktor yang mempengaruhi keinginan untuk bekerja sendiri. Penelitian ini didasarkan pada Theory of Planned Behavior (TPB), Social Cognitif Theory (SCT) dan Social Cognitive Career Theory (SCCT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pendidikan kewirausahaan, pengalaman kewirausahaan dan sikap kewirausahaan sosial berhubung positif dengan keinginan (pelajar pasca siswazah Nigeria di UUM) untuk bekerja sendiri. Penelitian ini memberi sumbangan yang diperkaya dengan pengetahuan dan implikasi besar kepada teori dan aplikasi kewirausahaan (Ali, 2014).
3.      Judul: Mexican American Middle School Students’ Goal Intentions in Mathematics and Science: A Test of Social Cognitive Career Theory
Peneliti: Rachel L. Navarro & Lisa Y. Flores and Roger L. Worthington
Hasil Penelitian: Penelitian ini model SCCT dan menunjukkan bahwa beberapa modifikasi mungkin diperlukan agar SCCT dapat sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan siswa sekolah menengah di Meksiko Amerika. Karena saat ini Amerika Serikat menjadi lebih beragam secara kultural, sehingga menjadi sangat penting untuk menguji kembali tingkat validitas teori karir yang membantu profesionalis secara budaya. Melalui penggunaan teori yang menyoroti dan menjelaskan faktor sosiopolitik, sosiokontetik, dan budaya, psikolog konseling (counseling psychologists) dapat melakukan intervensi dalam siklus antargenerasi ini dan membantu orang-orang Amerika Meksiko bertahan dan berhasil dalam pendidikan dan karirnya (Navarro et al., 2007).
4.      Judul: Job search and social cognitive theory: The role of career-relevant activities
Peneliti: Jelena Zikic & Alan M. Saks
Hasil Penelitian: Teori kognitif sosial digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kegiatan yang relevan dengan karir. Hasil penelitian ini memberikan informasi praktis tentang apa yang dapat dilakukan pencari kerja untuk meningkatkan kejelasan pencarian pekerjaan mereka dan efikasi pencarian kerja, serta menunjukkan penerapan teori kognitif sosial untuk memahami dan memprediksi perilaku pencarian kerja (Zikic & Saks, 2009).
5.      Judul: The Application of Social Cognitive Career Theory to Sport and Leisure Career Choices
Peneliti: George B. Cunningham Texas, Jennifer Bruening, Melanie L. Sartore, Michael Sagas, & Janet S. Fink.
Hasil Penelitian: Teori karir kognitif sosial digunakan untuk menyelidiki latar belakang siswa memasuki industri olahraga dan rekreasi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa self-efficacy dan outcome hubungan positif dengan kepentingan kejuruan, yang pada gilirannya berhubungan positif dengan tujuan pilihan karir (Cunningham et al., 2005).
6.      Judul: Tinjauan Faktor-faktor Pendorong Kejayaan Kerjaya Ahli Akademik: Konteks Universiti Penyelidikan di Malaysia
Peneliti: Al-Mansor Abu Said & Roziah Mohd Rasdi
Hasil Penelitian: Penelitian ini telah mengkaji teori kesuksesan karir seperti Social Cognitive Career Theory (SCCT), Model Lanjutan SCCT, Model Perilaku Proactice, dan Model Sukses Karir Terintegrasi. Berdasarkan teori, penelitian ini telah memprediksikan beberapa faktor individual (seperti modal manusia, kepribadian individu, dan modal sosial) dan faktor kontekstual (seperti dukungan organisasi dan lingkungan individu) dalam mempengaruhi keberhasilan karir akademis. Selain itu, penelitian ini menggambarkan pengaruh perilaku proaktif individu dalam menciptakan keterlibatan mereka dalam aktivitas dan strategi manajemen untuk mendapat karir yang sukses. Studi ini mengemukakan bahwa teori dan model yang dipaparkan dapat menjelaskan fenomena kesuksesan karir akademik. Model-model ini telah dikembangkan dan dapat diterapkan pada berbagai kelompok baik individu siswa maupun karyawan. Ini menunjukkan bahwa modelnya juga cocok untuk digunakan di kalangan akademisi di Universitas Riset di Malaysia (Al-Mansor Abu Said & Roziah Mohd Rasdi, 2012).
7.      Judul: Linking Affective Commitment, Career Self-Efficacy, and Outcome Expectations: A Test of Social Cognitive Career Theory
Peneliti: Amanda M. Conklin, Jason J. Dahling, & Pablo A. Garcia.
Hasil Penelitian: peneliti menguji model berdasarkan model kepuasan teori karir kognitif sosial (SCCT) yang menghubungkan komitmen afektif siswa terhadap mayor mereka (identifikasi emosional yang dirasakan siswa terhadap area studi mereka) dengan self-efficacy karir (CDSE) dan harapan hasil karir. Hasil menunjukkan bahwa CDSE memediasi hubungan antara komitmen afektif dengan harapan hasil utama dan karir, yang secara khusus diharapkan kinerja dan kepuasan karir. Lebih lanjut, persepsi siswa tentang kemampuan-tuntutan sesuai dengan interaksi utama mereka dengan komitmen afektif untuk memoderasi efek langsung dan tidak langsung ini. Penulis mendiskusikan temuan ini berdasarkan SCCT dan mengembangkan rekomendasi untuk konselor karir dan penasihat akademis berdasarkan hasil penelitian mereka (Conklin, Dahling, & Garcia, 2013).

  E.     Aplikasi Teori dalam BK
Perspektif teori SCCT melengkapi atau membangun hubungan konseptual dengan teori-teori pengembangan karir yang lainnya. Dengan berlandaskan asumsi konstruktivis tentang kemampuan manusia untuk mempengaruhi perkembangan dan lingkungannya sendiri, SCCT telah terinspirasi dan dipengaruhi oleh sejumlah perkembangan kunci dalam psikologi kerja, psikologis dan konseling lainnya, dan ilmu kognitif (R. W. Lent, Brown, & Hackett, 2002).
Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh konselor dalam pelayanan konseling berdasarkan SCCT (Yon, 2010), diantaranya:
1.        Konselor mengidentifikasi dan mengantisipasi kemungkinan hambatan pelaksanaan pilihan karier konseli.
2.        Konselor menganalisis kemungkinan menghadapi hambatan. Siapkan strategi untuk mengatasi hambatan (metode untuk mencegah atau mengelola kemungkinan hambatan).
3.        Konselor mendukung untuk tujuan-tujuan mereka di dalam keluarga, rekan, dan hal-hal lain dalam sistem sosial.


KEPUSTAKAAN

Al-Mansor Abu Said, & Roziah Mohd Rasdi. (2012). Tinjauan Faktor-faktor Pendorong Kejayaan Kerjaya Ahli Akademik : Konteks Universiti Penyelidikan di Malaysia. Sosiohumanika, 5(2), 185–202.
Ali, A. L. I. I. (2014). Factors Influencing Self-Employment Intention Among Nigerian Post-Graduate Students of Universiti Utara Malaysia ( Uum ) Master of Science.
Conklin, A. M., Dahling, J. J., & Garcia, P. A. (2013). Linking Affective Commitment, Career Self-Efficacy, and Outcome Expectations: A Test of Social Cognitive Career Theory. Journal of Career Development, 40(1), 68–83. https://doi.org/10.1177/0894845311423534
Cunningham, G. B., Bruening, J., Sartore, M. L., Sagas, M., & Fink, J. S. (2005). Career Choices, 122–138. https://doi.org/10.1177/0894845305279164
Dahling, J. J., Melloy, R., & Thompson, M. N. (2013). Financial strain and regional unemployment as barriers to job search self-efficacy: A test of social cognitive career theory. Journal of Counseling Psychology, 60(2), 210–218. https://doi.org/10.1037/a0031492
Gibbons, M. M., & Shoffner, M. F. (2004). Prospective First-Generation College Students : Meeting Their. Asca, 8(1), 91–97.
Lent, R., Brown, S., & Hackett, G. (2000). Contextual supports and barriers to career choice: A social cognitive analysis. Journal of Counseling Psychology, 47(1), 36–49. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1037/0022-0167.47.1.36
Lent, R. W., Brown, S. D., & Hackett, G. (2002). Social Cognitive Career Theory. Career Choice and Development. https://doi.org/https://doi.org/10.1006/jvbe.1994.1027
Navarro, R. L., Flores, L. Y., & Worthington, R. L. (2007). Mexican American Middle School Students’ Goal Intentions in Mathematics and Science: A Test of Social Cognitive Career Theory. Journal of Counseling Psychology, 54(3), 320–335. https://doi.org/10.1037/0022-0167.54.3.320
Rogers, M. E., & Creed, P. A. (2011). A longitudinal examination of adolescent career planning and exploration using a social cognitive career theory framework Author. Journal of Adolescence, 34, 163–172. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2009.12.010 Copyright
Thompson, M. N., & Dahling, J. J. (2012). Perceived social status and learning experiences in Social Cognitive Career Theory. Journal of Vocational Behavior, 80(2), 351–361. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.10.001
Weinstein, L., Shuart, J., Sheehan, C., & Levangie, J. (2013). New England Journal of Entrepreneurship, 16(1), 6–9.
Whitson, M. L. (2006). Career Decision Self-Efficacy , and, 112–124.
Wilson, F. (2007). E T & P Intentions : Implications for Entrepreneurship. Education, (617), 387–407.
Zikic, J., & Saks, A. M. (2009). Job search and social cognitive theory: The role of career-relevant activities. Journal of Vocational Behavior, 74(1), 117–127. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2008.11.001


Tidak ada komentar: