"ANNISA PERTIWI", "BIMBINGAN DAN KONSELING", "UNP"

Kamis, 05 April 2018

Bimbingan dan Konseling Karir di SLTA (SMA & SMK)

Bimbingan dan Konseling Karir di SMA dan SMK
   Bimbingan dan Konseling Karir di SLTA (SMA & SMK)
  A.     Karakteristik Perkembangan Karir Siswa SLTA
Di Indonesia terdapat dua macam sekolah menengah yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal penerapan ilmu. Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu (1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta menyiapkan siswa untuk dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi. Sedangkan tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu (1) Menyiapkan siswa agar dapat memiliki kepribadian yang bermoral dan beretika sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan memiliki keahlian yang andal di bidangnya (terutama di bidang akomodasi perhotelan, usaha jasa pariwisata dan boga), (2) Menyiapkan siswa agar mampu menguasai dan mengik uti perkembangan teknologi, (3) Menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, (4) memberi peluang masa depan lebih baik jika tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (Resti, 2009; Singgih Haryadi Kusnadi M: 2010).
Adapun tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai untuk dapat sukses menjalani tahap perkembangan selanjutnya (Prayitno, dkk, 2014), yaitu:
1.  Mencapai kematangan dan perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2.  Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya, baik pria maupun wanita, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita;
3.      Mencapai kematangan emosional;
4.      Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat;
5.      Mencapai kematangan dan pilihan karier yang akan dikembangan lebih lanjut;
6.      Mampu mencapai gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri dan mampu mengendalikan diri baik secara emosional, intelektual, maupun ekonomi;
7.      Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga;
8.      Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual;
9.   Mencapai kematangan dan sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan bangsa, serta sebagai warga negara.
Salah satu tugas perkembangan yang penting adalah mempersiapkan karir ekonomi yang di fokuskan pada perencanaan dan persiapan akan suatu pekerjaan. Tugas perkembangan ini sering di sebut dengan tugas perkembangan vokasional.
Esensi dari adanya perkembangan karier adalah bahwa setiap tahap kehidupan menuntut penguasaaan berbagai penekanan yang meliputi kesadaran akan sifat-sifat diri dan pilihan-pilihan kehidupan (Uman Suherma, 2009). Jadi, perkembangan karier seorang individu harus diikuti dengan tugas-tugas perkembangan individu di setiap tahap kehidupannya. A. Muri Yusuf (2002) menjelaskan bahwa pemberian informasi karier pada siswa SMA/SMK atau sekolah menengah atas lainnya, dilakukan dengan eksplorasi berbagai jenis pekerjaan, sesuai dengan tahap perkembangannya. Bagi siswa SLTA terdapat beberapa fungsi informasi karier sebagai persiapan untuk memilih pekerjaan, yaitu:

Tabel 1: Karakteristik Perkembangan Karier Remaja (SMA/SMK)
Aspek
Indikator
Pengetahuan Diri
Ø Memperoleh pengetahuan tentang pentingnya konsep perkembangan karier.
Ø Mengembangkan keterampilan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Ø Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya perkembangan emosional dan fisik dalam pengambilan keputusan karier.
Pengembangan Pendidikan Kejuruan
Ø Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya prestasi pendidikan untuk melihat peluang karir.
Ø  Mengembangkan kesadaran tentang hubungan belajar dengan pekerjaan.
Ø Mengembangkan kesadaran tentang hubungan timbal balik tanggung jawab pribadi, kebiasaan bekerja yang baik, dan peluang karier.
Ø Memperoleh keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karier.
Ø Memperoleh kesadaran bagaimana karier berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat.
Perencanaan dan Eksplorasi Karier
Ø Mengembangkan kesadaran hubungan timbal balik antara peran hidup, gaya hidup, dan karier.
Ø  Mengembangkan kesadaran perbedaan jabaan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan.

Posisi siswa SMK sedang berada pada tahap eksplorasi dalam perkembangan kariernya. Adapun tugas perkembangan karier pada masa eksplorasi adalah sebagai berikut (Supriatna, M., & Budiman, N: 2009):
1.      Mengenal keterampilan membuat keputusan karier dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karier.
2.      Menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan kesempatan kerja.
3.      Mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan.
4.      Memperoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan mempercepat memasuki pekerjaan atau jabatan guna memenuhi minat dan kemampuannya.

  B.     Tujuan BK Karir
ABKIN (2007) dalam Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal menjelaskan bahwa Bimbingan dan Konseling karier di sekolah (SMA/SMK) ditujukan untuk memfasilitasi siswa agar:
1.     Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2.    Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang kematangan kompetensi karier.
3.     Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
4.   Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya masa depan.
5.    Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier.
6.    Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
7.    Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
8.    Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
9.    Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
Dalam konteks pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan sekolah umum yang nantinya para siswa diharapkan masuk ke perguruan tinggi. Hal tersebut karena di SMA seorang murid tidak akan mendapat keahlian khusus, keahlian tersebut salah satunya dapat diperoleh ketika melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti masuk kuliah sesuai dengan jurusan yang diinginkan. Kurikulum program studi terdiri dari IPA, IPS, dan Bahasa. Namun di SMA juga ada mata pelajaran BK (Bimbingan Karir) yang rata-rata satu jam/minggunya. Pada pendidikan SMA, bimbingan karir merupakan salah satu jenis bidang bimbingan yang dapat memberikan informasi kepada para siswa mengenai minat karir yang diinginkan. Secara umum bimbingan karir disekolah adalah untuk membantu siswa memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai karir dimasa depan (Kasim, 2001). Tujuan dari layanan bimbingan karir ialah agar siswa dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan di masa yang akan datang. Para peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal, dan siswa dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, dan lingkungan pekerjaannya nanti (Baiq Dini Mardiyati &Rudy Yuniawati: 2015).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang mendidik dan membekali siswa dengan keahlian khusus. Terdapat berbagai jurusan yang bisa dipilih di SMK yaitu: teknik mesin, teknik elektro, teknik komputer, audio vidio, akuntansi, tata boga, dll. Hal ini memudahkan siswa SMK untuk merencanakan karir masa depan. Penjurusan di SMK sudah dimulai sejak kelas X, siswa dibekali keahlian khusus hingga tiga tahun. Hal ini berpengaruh besar terhadap siswa untuk belajar dan menggali informasi atau pengetahuan dibidang tertentu yang diminati dalam waktu yang lebih lama.Siswa dapat memperdalam pengetahuan tentang minat bidang melalui praktek kerja lapangan.Siswa SMK dapat mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi pada lingkungan sekitar.Secara umum siswa SMK mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan karena memiliki banyak pengalaman dalam bidang pekerjaan tertentu (Baiq Dini Mardiyati &Rudy Yuniawati: 2015).
Menurut  Anas Salahudin (2010) secara umum tujuan bimbingan dan konseling karir di sekolah, yaitu: (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja; (3) memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya di masa depan; (4) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri- ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; (5) memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; (6) mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap orang harus memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berniat terhadap pekerjaan tersebut; (7) memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir; (8) memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.
Winkel & Hastuti (2010) merumuskan bahwa peserta didik pada masing-masing jenjang pendidikan sekolah diharapkan dapat:
1.    Memiliki bekal akademik, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan fluktuasi perubahan dalam masyarakat.
2.     Mempunyai tata cara bekerja yang baik dan tepat dalam melakukan apa saja (good work habits).
3.     Berpegang pada nilai-nilai yang mendorong mereka mau bekerja keras.
4.     Menguasai cara yang tepat untuk mengambil keputusan tentang jabatan dan melamar pekerjaan di pasar kerja.
5.    Memiliki keterampilan umum serta yang memungkinkan untuk mengikuti program latihan lebih luas dan mendalam dalam lingkungan jabatannya kelak (trainable).
6.    Sudah mengambil keputusan, berdasarkan pertimbangan matang terhadap data dan fakta tentang diri sendiri serta penawaran kesempatan memperoleh pendidikan tambahan, sebelum akan memasuki lingkungan suatu jabatan.
Adapun secara khusus, tujuan bimbingan karier di SMK adalah untuk membantu atau memfasilitasi perkembangan individu (peserta didik) agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut (Supriatna, M., & Budiman, N: 2009):
1.      Memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat, sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai potensi dasar yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu dibantu untuk memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu.
2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja. Sikap positif berarti bahwa individu mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun tanpa merasa rendah diri, yang penting bermakna bagi diri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama yang dianutnya.
3.   Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan karier dalam bidang pekerjaan tertentu. Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut individu terdorong untuk membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan yang dituntut, lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
4.  Menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya.
5.      Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi.
6.   Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya, apabila seorang siswa bercita-cita menjadi pemandu wisata, dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier kepariwisataan.
Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya (Supriatna, M., & Budiman, N: 2009). Layanan bimbingan karier di SMK hendaknya membantu siswa agar mampu:
1.     Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus dari tujuan karier;
2.     Mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan tujuan karier;
3.   Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang mendukung pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan setelah sekolah lanjutan yang mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan khusus.

  C.     Pertimbangan Perencanaan Karir
Winkel & Hastuti (2010: 673) menjelaskan bahwa program bimbingan karir di sekolah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.  Terpusat pada siswa, yang mengandung tuntutan memberikan serangkaian pengalaman yang dibutuhkan oleh para siswa, yang mengandung tuntutan memberikan serangkaian pengalaman yang dibutuhkan oleh para siswa untuk meningkatkan perkembangan karir mereka.
2.    Berorientasi pada lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya yang mengelilingi para siswa, dengan mengindahkan bahwa lingkungan itu akan mengalami berbagai perubahan yang mempunyai dampak terhadap perkembangan karir orang muda.
3.  Terarah ke arah perkembangan seperangkat kemampuan peserta didik yang mereka butuhkan untuk dapat merencanakan masa depannya dan mengimplementasikan rencana itu dalam rentetan tindakan nyata.

  D.    Perspektif pada Penempatan Vokasional
SMK sebagai salah satu pilar pencetak tenaga kerja sudah seharusnya mampu menjawab tuntutan pasar. Untuk itu siswa perlu dibekali dengan berbagai kompetensi. Kompetensi yang paling dekat dengan SMK adalah kompetensi vokasional. Depdiknas (dalam Nining Mariyaningsih: 2016) menyatakan bahwa kompetensi vokasional merupakan kemampuan untuk membuat produk yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi vokasional dasar terdiri dari pengembangan dan perwujutan produk dan aspek afektif berupa keberanian bertanggung jawab atas hasil kreatifitas, kepercayaan pada dirinya, serta komitmen terhadap hidup produktif.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002) vokasional diartikan sebagai yang bersangkutan dengan (sekolah) kejuruan atau bersangkutan dengan bimbingan kejuruan. Ataupun dalam arti umum, orang-orang sering memaknai vokasional dikaitkan dengan pekerjaan atau keterampilan untuk mencari nafkah atau sumber penghidupan.
  
  E.     Teknik/Aktivitas BK Karir
Mengacu pada perkembangan karir menurut Super siswa Sekolah Menengah pada tahap eksplorasi sudah seharusnya siswa mampu merencanakan pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya, dapat menetapkan tujuan dan dapat melakukan pendalaman sesuai dengan bidang yang dipilih. Namun kenyataannya, banyak sekali siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) belum bisa menentukan bidang karir mereka setelah lulus nanti. Masih banyak permasalahan karir yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (Luluk Sersiana, at al: 2013). Sehingga layanan Bimbingan dan Konseling Karir sangat diperlukan di jenjang pendidikan SLTA.
Bimbingan karir merupakan proses membantu individu dalam memahami dan menerima diri sendiri dan yang kedua membantu memahami sekaligus menyesuaikan diri dengan dunia kerja nyata. Dengan demikian hal yang terpenting dalam bimbingan karir adalah adanya pemahaman, penerimaan, dan penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dunia kerja, serta pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi (Ita Juwitaningrum: 2013). Untuk membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya dalam pemilihan karir, maka siswa terlebih dahulu dapat memahami dirinya yaitu dengan cara memahami keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, cita- cita, serta aspek lain yang mendukung pemahaman diri siswa (Febry Yani Falentini, at al: 2013).
Sciarra (dalam Uman Suherman 2009) menjelaskan bahwa komponen dan kompetensi yang akan diberikan kepada siswa SMA/SMK meliputi:
1.    Identifikasi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki untuk memilih karier yang sesuai dengan bidangnya atau yang diminati.
2.     Pengenalan dampak-dampak dari pilihan-pilihan karier yang telah dibuat.
3.     Mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk membuat rencana karier.
4.     Memahami potensi, bakat, dan minat yang dimiliki.
5.     Membuat keputusan terhadap pilihan kariernya.
6.   Memahami bahwa perkembangan karier merupakan suatu proses yang harus dijalani selama hidup.
Bimbingan karir di SMA difokuskan kepada bantuan kepada para siswa dalam hal pemahaman diri, pemahaman karir, belajar mengambil keputusan dan melakukan keputusan karir secara mandiri sebagai hasil perpaduan serasi atas pemahaman diri dan pemahaman karirnya. Atas dasar ini, semua kegiatan atau aktivitas bimbingan karir di SMA diarahkan untuk mewujudkan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan karir, meraih dan mempertahankan karirnya dalam kehidupan di masyarakat untuk masa yang akan datang (Mustafa Zen, 2012).

  F.      Riset Terkait
1.      Judul: Mengasah Kompetensi Vokasional Siswa SMK Melalui Integrasi Pembelajaran Proyek Berbasis Ekonomi Kreatif
Peneliti: Nining Mariyaningsih (2016)
Hasil penelitian:
Pembelajaran proyek berbasis ekonomi kreatif perlu diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran yang inonatif. Guru perlu mendesain implementasi pembelajaran proyek dengan melibatkan lingkungan sehingga menciptakan peluang usaha bagi siswa jurusan binis manajemen SMK Negeri 1 Salatiga. Pengintegrasian pembelajaran proyek berbasis ekonomi kreatif memberikan dampak terciptanya produk-produk kreatif yang memiliki nilai jual dan terbukti mampu mengasah kemampuan vokasional siswa SMK.
2.      Judul: Kematangan Vokasional pada Siswa Kelas XII di SMA Negeri 1 Klaten Ditinjau dari Keyakinan Diri Akademik dan Jenis Kelas
Peneliti: Ari Purwandari (2009)
Hasil Penelitian:
Keyakinan diri akademik berkaitan dengan kematangan vokasional. Siswa yang memiliki keyakinan diri akademik tinggi juga akan memiliki kematangan vokasional yang tinggi. Sebaliknya jika keyakinan diri akademik siswa rendah maka kematangan vokasional juga rendah.
3.      Judul: Kematangan Karier Siswa SMK Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Jurusan
Peneliti: Ika Zenita Ratnaningsih, at al.
Hasil Penelitian:
Hasilnya penelitian menujukkan bahwa tidak ada perbedaan kematangan karier ditinjau dari jenis kelamin ataupun jurusan. Selain jenis kelamin sebagai faktor demografis yang bersifat internal, dimungkinkan bahwa ada faktor internal seperti efikasi diri dan faktor eksternal seperti karakteristik sekolah yang mempengaruhi kematangan karier. Tingginya skor kematangan karier pada siswa SMK perlu dipertahankan dengan memberikan bimbingan karier yang komprehensif. Untuk siswa yang memiliki skor kematangan karier yang rendah, yaitu sebanyak 27 siswa perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diberikan program intervensi guna meningkatkan kematangan karier.
4.      Judul: Pengaruh Motivasi, Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua dan Lingkungan Teman Sebaya terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas Xii Kompetensi Keahlian Akuntansi Di SMK Negeri Se- Kota Semarang Tahun Ajaran 2014/2015
Peneliti: Nabila Kharisma & Lyna Latifah (2014)
Hasil penelitian:
Terdapat pengaruh positif motivasi, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri se-Kota Semarang tahun ajaran 2014/2015. Terdapat pengaruh positif motivasi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK
Negeri se-Kota Semarang tahun ajaran 2014/2015.
5.      Judul: Pengaruh Bimbingan Karir dan Lingkungan Sekolah Melalui Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Magelang
Peneliti: Muhammad Zachim Alfan (2014)
Hasil Penelitian:
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa bimbingan karir berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa. Semakin efektif bimbingan karir yang diberikan kepada siswa maka akan membuat siswa semakin siap untuk terjun dalam dunia kerja. Bimbingan karir merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya kesiapan kerja siswa. Indikator bimbingan karir yang digunakan adalah pemahaman diri, pemahaman nilai- nilai, pemahaman lingkungan, pemahaman hambatan dan cara mengatasi masalah, serta merencanakan masa depan.
6.      Judul: Layanan Informasi Karier Melalui Media Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Kemantapan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut Siswa Kelas XI IPA-2 SMAN 1 Menganti
Peneliti: Iffah, H. M., & PRATIWI, T. I. (2013)
Hasil Penelitian:
Pelaksanaan layanan informasi karier diberikan sebanyak 4 tahapan. Pada tahap pertama materi yang disampaikan adalah materi mengenai pemahaman diri serta menggali seberapa paham siswa atas bakat yang dimiliki melalui cerita seekor anak ayam dan induk elang. Pada tahapan ke dua dan ke tiga layanan informasi karier yang diberikan menggunakan media permainan monopoli. Siswa memperoleh informasi mengenai perguruan tinggi melalui media permainan monopoli selain itu peneliti juga menjelaskan sedikit mengenai perguruan tinggi. Siswa juga diberikan pemahaman mengenai dunia kerja sehingga mampu mengambil keputusan studi lanjut sesuai dengan pekerjaan yang ia inginkan kelak. Pemberian materi tentang kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut melalui media permainan monopoli dalam layanan informasi karier mampu memberikan dampak pada siswa, ada yang menjadi lebih paham dan ada juga yang turun, namun adapula yang tetap atau tidak mengalami perubahan. Siswa yang mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan berupa layanan informasi karier melalui media permainan monopoli studi lanjut sejumlah 26 orang, sedangkan siswa yang mengalami penurunan skor sejumlah 4 orang. Hal ini membuktikan bahwa layanan informasi karier melalui media permainan monopoli dapat meningkatkan kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut siswa kelas XI IPA-2 SMAN 1 Menganti.
7.      Judul: Perbedaan Adaptabilitas Karir Ditinjau dari Jenis Sekolah (SMA DAN SMK)
Peneliti: Baiq Dini Mardiyati &Rudy Yuniawati
Hasil Penelitian:
Perbedaan adaptabilitas karir antara siswa yang bersekolah di SMA dengan siswa yang bersekolah di SMK disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu career planning meliputi sejauhmana individu memikirkan berbagai kegiatan dalam rangka usaha untuk mencari informasi mengenai dunia pekerjaan yang diinginkan. Mempelajari berbagai informasi terkait pekerjaan dan merencanakan pekerjaannya dengan orang lain, turut mengambil kursus atau kegiatan yang berkaitan dan dapat berguna. Siswa yang bersekolah di SMK memiliki career planning satu tahap lebih awal dibandingkan dengan siswa yang bersekolah di SMA. Sistem kurikulum pendidikan sekolah SMK telah mengarahkan sejak awal pada penjurusan bidang karir tertentu dibandingkan dengan sekolah SMA yang baru menjuruskan siswa setelah masuk pada tingkat kelas XI. Sekolah SMK mengarahkan penjurusan bidang karir yang lebih spesifik dibandingkan dengan sekolah SMA yang secara umum hanya menjuruskan siswa pada tiga kategori bidang yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Ditinjau dari aspek ini maka siswa yang bersekolah di SMK memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk merencanakan bidang karir karena telah memilih penjurusan bidang sejak di tingkat X dibandingkan siswa SMA yang merencanakan karir baru di tingkat kelas XI.
8.      Judul: Urgensi Career Decision Making Skills dalam Penentuan Arah Peminatan Peserta Didik
Peneliti: Edris Zamroni
Hasil Penelitian:
Keterampilan mengambil keputusan karir dalam wujud pengambilan keputusan pemilihan arah peminatan merupakan faktor yang penting dalam penentuan arah peminatan siswa. Dikatakan demikian karena tujuan pendidikan dan dikembangkannya kurikulum 2013 untuk mengembangkan potensi siswa secara optimum harus diawali dengam pengambilan keputusan secara tepat berkaitan dengan arah peminatan yang mana yang sesuai dengan potensi siswa. Selain itu, siswa juga harus mampu menyusun strategi yang baik dalam meraih kesuksesa pada setiap arah peminatan yang telah ditentukan. Manifestasi penentuan pilihan tidak hanya selesai ketika siswa sudah mampu memilih pilihan tetapi juga diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab terhadap pilihan yang telah diambil sehingga siswa mendapatkan manfaat maksimal dari pilihannya tersebut. Konselor harus menjadi pendamping yang baik dalam membimbing siswa memilih pilihan karir yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut.
9.      Judul: Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Kutasari Purbalingga
Peneliti: Heru Pramudi (2015)
Hasil Penelitian: Siswa kurang memiliki kemampuan pengambilan keputusan karir, diantaranya adalah kurangnya kemampuan mengeksplorasi, mengkristalisasi, pemilihan, dan mengklarifikasi karir ke depan. Peneliti juga menggunakan angket pengambilan keputusan karir yang terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagain besar siswa mengambil keputusan karir sesuai dengan keadaan orang tua dan sesuai dengan minatnya. Akan tetapi masih banyak siswa yang belum yakin dengan keputusan karirnya dan sebagian besar juga menyatakan tidak menentukan sendiri dalam mengambil keputusan karirnya.

KEPUSTAKAAN

A. Muri Yusuf. (2002). Kiat Sukses dalam Karier. Padang: Ghalia Indonesia.

ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: ABKIN.

Anas Salahudin. (2010). Bimbingan & Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Falentini, F. Y., Taufik, T., & Mudjiran, M. (2013). Usaha Yang Dilakukan Siswa Dalam Menentukan Arah Pilihan Karir Dan Hambatan-Hambatan Yang Ditemui. Konselor, 2(1).

Iffah, H. M., & PRATIWI, T. I. (2013). Layanan Informasi Karier Melalui Media Permainan Monopoli Untuk Meningkatkan Kemantapan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut Siswa Kelas XI IPA-2 SMAN 1 Menganti. Jurnal BK UNESA, 3(01), 183-190.

Ika Zenita Ratnaningsih, at al. Kematangan Karier Siswa SMK Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Jurusan. Jurnal Humanitas, Vol. 13 No. 2, ISSN 1693-7236.

Juwitaningrum, I. (2013). Program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMK. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(2), 132-147.

Kharisma, N., & Latifah, L. (2015). Pengaruh Motivasi, Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi Di SMK Negeri Se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2014. Economic Education Analysis Journal, 4(3).

Kusnadi, M., & Haryadi, S. (2010). Perbedaan perencanaan karir siswa SMK dan SMU (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Manrihu, M.T. (1992). Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Dikti DEPDIKBUD.

Mardiyati, B. D., & Yuniawati, R. (2015). Perbedaan adaptabilitas karir ditinjau dari jenis sekolah (SMA dan SMK). EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 3(1), 31-41.

Muhammad Zachim Alfan. (2014). Pengaruh Bimbingan Karir dan Lingkungan Sekolah Melalui Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Magelang. Economic Education Analysis Journal, 3 (1), ISSN 2252-6544.
Nining Mariyaningsih. (2016). Mengasah Kompetensi Vokasional Siswa SMK Melalui Integrasi Pembelajaran Proyek Berbasis Ekonomi Kreatif. Jurnal.

Prayitno, dkk. (2014). Pembelajaran Melalui Pelayanan BK di Satuan Pendidikan. Padang: UNP Press.

Purwandari, A. (2009). Kematangan vokasional pada siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Klaten ditinjau dari keyakinan diri akademik dan jenis kelas (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Purwandari, A. (2009). Kematangan vokasional pada siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Klaten ditinjau dari keyakinan diri akademik dan jenis kelas (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Sersiana, L., Muis, T., & Purwoko, B. (2013). The Relationship Between Career Self Efficacy and Perception Towards Career Future and Career Maturity On The Students Of SMK PGRI Wonoasri In The Academic Year Of 2012/2013. Jurnal BK UNESA. Vol, 3(01), 172-180.

Supriatna, M., & Budiman, N. (2009). Bimbingan karier di SMK. Dalam e-book.

Uman Suherman. (2009). Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winkel, & Hastuti, M.M. Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.  Yogyakarta: Penerbit Media Abadi.

Zamroni, E. (2016). Urgensi Career Decision Making Skills dalam Penentuan Arah Peminatan Peserta Didik. Jurnal Konseling Gusjigang, 2(2).

Zen, Mustafa. (2012). Faktor-faktor Dominan yang Berpengaruh dalam Perencanaan Arah Karier (Studi pada Siswa SMA Negeri Kota Pariaman). Disertasi tidak diterbitkan. Padang Program Studi Doktor Ilmu Pendidikan PPS UNP Padang.



Tidak ada komentar: