"ANNISA PERTIWI", "BIMBINGAN DAN KONSELING", "UNP"

Kamis, 05 April 2018

Bimbingan dan Konseling di TK, SD dan SMP

  BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DI TK, SD DAN SLTP

  A.    Karakteristik Perkembangan Karir Siswa TK, SD dan SLTP
1.        Karakteristik Perkembangan Karir Siswa TK
Siswa TK berada pada tahap perkembangan balita (0-5 tahun) memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya: 1) belajar merangkak; 2) belajar berjalan; 3) belajar makan; 4) belajar bicara; 5) belajar mengontrol buang air; 6) belajar tentang perbedaan jenis kelamin; 7) belajar menjalin hubungan dengan orang tua, saudara kandung, dan orang lain; 8) membentuk konsep sederhana mengenai dunia sekitar; dan 9) menyiapkan diri untuk membaca (Gumilang, 2017).
Asumsi dasar yang melandasi bahwa TK memerlukan bimbingan dan konseling adalah kesetaraan TK sekarang ini dengan pendidikan dasar dan menengah. Jika di lingkungan pendidikan dasar dan menengah bimbingan konseling sangat dibutuhkan, otomatis TK juga membutuhkannya.
Selain keahlian dan pengalaman pendidik, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan mereka, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki pada anak, hangat dalam bersikap dan bersedia bermain dengan anak
(Tuasikal, J, 2015).
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peran penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Peran guru BK (konselor) sangat diperlukan dalam memberikan layanan guna membantu anak dalam mengembangkan kepribadiannya. Pada masa perkembangan anak taman kanak-kanak, masalah dapat menghambat pencapaian perkembangan masa berikutnya, dan juga mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya. Layanan bimbingan sebagai suatu upaya bantuan yang diberikan guru pada anak dilaksanakan secara bersama-sama dengan proses pembelajaran yang terjadi. Adapun tujuan bimbingan dan konseling di taman kanak-kanan (Tuasikal, J, 2015), yaitu:
1.         Membantu anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya.
2.         Membantu anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3.         Membantu anak mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
4.         Membantu anak menyiapkan perkembangan mental dan sosial untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.
5.         Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu.
6.         Membantu orang tua mengatasi gangguan emosi anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.
7.         Membantu orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi anaknya yang sesuai dengan taraf kemampuan intelektual, fisik dan sosial emosionalnya.
8.         Memberikan informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.

2.        Karakteristik Perkembangan Karir Siswa SD
Pada penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor berperan membantu tercapainya perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Tujuan BK Karir di SD ialah agar peserta didik/ konseli memiliki pemahaman ragam kegiatan dan pekerjaan di sekitar dan peserta didik/ konseli memiliki pemahaman keterkaitan belajar dengan sukses masa depan (POP BK SD, 2016).
Usia sekolah dasar termasuk dalam fase kesadaran karir. Kesadaran karir adalah suatu keadaan, kesediaan, kesiapan dimana individu mulai sadar memahami diri untuk  merencanakan karir yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Usia dari lahir sampai umur 15 tahun merupakan usia dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam konsep diri. Kesadaran karir yang dimaksud ini dititik beratkan pada eksplorasi karir berupa wawasan tentang barbagai macam pekerjaan yang ada dalam lingkungan masyarakat dan apa-apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan yang menjadi harapan dan cita-cita dimasa depan (Sukanda, F & Nuryono, W, 2014).
3.        Karakteristik Perkembangan Karir Siswa SLTP
Menurut Yusuf, S (2009) fase remaja meliputi remaja awal (usia 2-15 tahun), remaja madya (usia 15-18 tahun), dan remaja akhir (usia 19-22 tahun). Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan yang di tempuh oleh remaja pada umumnya. Usia rata-rata remaja yang duduk di bangku SMP adalah remaja yang berkisar antara 12-15 tahun. Terdapat beberapa tugas perkembangan remaja menurut Yusuf, S (2009), yaitu:
a.    Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya (seperti kecantikan, keberfungsian, dan keutuhan), Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap orang tua dan orang lain),
b.      Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal (lisan dan tulisan),
c.       Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar,
d.      Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasi,
e.       Menerima diri sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri,
f.       Memperoleh self-control kemampuan mengendalikan sendiri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup,
g.   Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan,
h.  Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara,
i.      Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan),
j.  Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga (meyakini bahwa pernikahan merupakan salah satu yang mengahalalkan hubungan seksual pria-wanita),
k.      Mengamalkan ajaran agama yang dianut.
Tugas-tugas perkembangan karir remaja ialah harus memiliki pemahaman tentang karir, mencari informasi, sikap, bertanggung jawab terhadap keputusan karir, mampu membuat perencanaan, pengambilan keputusan, dan memiliki keterampilan atau kompetensi yang berhubungan dengan karir yang dipilihnya (Komara, I B, 2016).

  B.     Tujuan BK Karir
1.        Tujuan BK Karir di TK
Terdapat beberapa tujuan bimbingan karir bagi early childhood (Herr, Cramer & Niels, 2004), diantaranya:
a.       Mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan;
b.    Memahami pentingnya tanggungjawab pribadi, kepercayaan, dan kebiasaan kerja yang bagus lainnya;
c.       Mengembangkan kesadaran hubungan antara belajar dan kerja;
d.      Lebih sadar tentang berbagai jenis karir;
e.    Mengembangkan kesadaran bahwa seseorang yang bekerja di lingkungannya merupakan sumber informasi karir baginya.

2.        Tujuan BK Karir di SD
Bimbingan karir di SD penting untuk diberikan agar anak memiliki gambaran tentang kehidupannya di masa depan, yaitu kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. Bimbingan karir berfungsi penting dalam rangka perkembangan karir manusia (Hanani Z, 2016).
Tujuan dan manfaat bimbingan karir SD secara umum yaitu agar siswa SD dapat menyadari, mengenali, dan memahami dirinya: kondisi dan kemampuan diri terhadap lingkungan, memahami apa yang disukai dan tidak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri; membantu individu untuk mengenali dan menyadari perkembangan karir serta arah kehidupan masa depan: mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada, merencanakan masa depan, membantu arah pekerjaan, menyesuaikan keterampilan, membantu mencapai cita-cita dan segenap potensi yang dimiliki siswa berkembang secara optimal; penyelesaian masalah karir: perencanaan dan pengembangan karir, dan pemahaman terhadap jabatan dan tugasnya membantu individu mengembangkan karirnya sepanjang hayat (Hanani Z, 2016).
Bimbingan karir di SD diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman siswa akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain dan mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di sekolah dasar juga terkait erat dengan upaya membantu siswa memahami apa yang disukai dan tak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri (Syarif, K, 2012). Secara lebih operasional tujuan layanan bimbingan karir di SD adalah membantu peserta didik agar dapat (Syarif, K, 2012):
a.       Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada;
b.  Merencanakan masa depan. Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2004) merumuskan perencanaan karier sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karier. Proses ini mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja (Sukmayadi, 2016).
c.       Membantu arah pekerjaan;
d.      Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan;
e.       Membantu mencapai cita-cita.
Menurut Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi (dalam Hanani Z, 2016) bimbingan karir di SD diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman siswa akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia dan sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di SD juga terkait serta dengan upaya membantu peserta didik memahami apa yang disukai dan tidak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri. Program bimbingan karir di SD juga difokuskan pada kesadaran diri dan kesardaran karir (Muro & Kottman, 1995).
Herr (dalam Hadiarni & Irman, 2009) mengemukakan bahwa tujuan konseling karir di sekolah dasar memberikan pengalaman-pengalaman sehingga murid-murid dapat mengerjakan hal-hal dibawah ini:
a.   Menyadari bahwa memahami kelebihan-kelebihan, nilai-nilai dan preferensi-preferensi seseorang merupakan fondasi bagi pilihan-pilihan pendidikan dan okupasional.
b.      Mengerti bahwa adalah mungkin mencapai tujuan-tujuan masa depan dengan perencanaan dan persiapan yang dilakukan sekarang.
c.     Mencapai kesadaran akan kompetensi pribadi untuk memilih dan memenuhi syarat-syarat dari alternatif-alternatif pendidikan dan okupasional.
d.   Mempertimbangkan implikasi-implikasi dari perubahan dalam diri, pilihan-pilihan dan hubungannya dengan kebutuhan akan lanjutan pendidikan selama hidup.
e.      Memahami kesamaan-kesamaan antara keterampilan-keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pribadi.
f.      Mengembangkan dasar informasi yang tidak menyimpang dan tidak strereotip untuk menjadi pedoman merencanakan keputusan-keputusan pendidikan dan okupasional selanjutnya.
g.     Memahami bahwa persekolahan terdiri dari banyak kesempatan untuk mengeksplorasi dan mempersiapkan kehidupan.
h.  Mengenal hubungan-hubungan antara keterampilan-keterampilan akademik, membaca, menulis, berhitung dan bahan pelajaran lainnya dan bagaimana hal ini digunakan dalam pilihan-pilihan pendidikan dan pekerjaan dimasa mendatang.
i.      Mengidentifikasi okupasi-okupasi dimana orang-orang bekerja dengan orang lain, dengan ide-ide atau dengan benda-benda.
j.         Memperhitungkan hubungan-hubungan antara okupasi, karir dan gaya hidup.
k.        Menggambarkan tujuan-tujuan yang dapat diberikan pekerjaan kepada orang yang berbeda.
l.          Mempertimbangkan pentingnya penggunaan efektif dari waktu luang.

3.        Tujuan BK Karir di SMP
Herr (Herr & Cramer, 1984; Hadiarni & Irman, 2009) mengemukakan tujuan-tujuan konsleing karir di sekolah lanjutan pertama dengan menyarankan bahw asiswa harus belajar:
a.         Mencapai pemahaman yang realistik terhadap dirinya;
b.       Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan berbagai sumber informasi tentang diri, pendidikan, dan okupasional;
c.      Memahami berbagai pilihan pendidikan yang tersedia di sekolah lanjutan dan sesudahnya, sifat dan tujuannya masing-masing dan tipe-tipe pendidikan pasca sekolah lanjutan atau pilihan-pilihan karir yang mereka tuju;
d.      Membedakan antara kelompok-kelompok karir dipandang dari segi okupasi-okupasi utama yang menyusun dan yang berkenaan dengan hal-hal seperti: (1) lama dan tipe pendidikan yang diperlukan untuk memasukinya, (2) isi, alat-alat, lingkungan-lingkungan, produk-produk, atau jasa-jasa yang berkaitan dengan okupasi-okupasi ini, (3) potensi okupasi-okupasi itu memuaskan minat-minat dan nilai-nilai pribadi, (4) potensi okupasi-okupasi itu menyediakan tipe gaya hidup yang diinginkan;
e.         Memikirkan kehidupan dalam suatu organisasi dan berbagai peranan yang dimainkan;
f.          Mengidentifikasi cara-cara yang efektif mengelola pekerjaan dan waktu luang;
g.     Memikirkan implikasi-implikasi perilaku dari pengambilan tanggungjawab pribadi untuk menjadi seperti yang diinginkannya;
h.    Mengidentifikasi bidang-bidang karir yang luas dan taraf-taraf aspirasi pendidikan yang secara pribadi sesuai;
i.      Merencanakan program sekolah lanjutannya yang didasarkan pada informasi yang akurat, tujuan-tujuan karir tentatif, dan penilaian dari yang akurat;
j.   Memformulasikan rencana-rencana mengimplementasikan keputusan-keputusan yang diambil.

  C.    Teknik/Aktivitas BK Karir
1.      Teknik/Aktivitas BK Karir di TK
Bimbingan di TK lebih difokuskan pada upaya pencegahan dan pengembangan, sehingga fungsi layanan BK di TK lebih ditekankan pada fungsi Pencegahan dan fungsi pengembangan, tanpa mengabaikan fungsi bimbingan yang lain (Syahniar, 2010). Terdapat beberapa teknik dalam BK di TK (Nuzliah, 2017), diantaranya:
a.       Aktif. Belajar merupakan suatu proses yang aktif dari anak dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima dari guru saja ilmu pengetahuan tersebut. Motorik halus dan motorik kasar anak-anak akan berkembang dengan baik melalui belajar yang aktif. Melalui belajar yang aktif, segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang anak untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua itu tidak luput dari pengawasan orang tua dan guru di sekolah.
b.      Kreatif. Kreatif merupakan suatu daya cipta, memiliki kemampuan berkreasi. Kreatif juga bertujuan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak.
c.       Efektif. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata, karena bermain dengan bereksplorasi dapat  membangun perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.
d.      Menyenangkan. Dalam proses belajar, perlu terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak memusatkan perhatiannya secara utuh pada pembelajaran. Menurut hasil penelitian tingginya perhatian anak terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman, akan mengaktifkan otak untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta meningkatkan kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, akan menurunkan fungsi otak pada anak, maka anak tiak dapat berfikir secara optimal.

2.      Teknik/Aktivitas BK Karir di SD
Permendikbud No. 111 Tahun 2014 menjelaskan bahwa materi dalam pelaksanaan bimbingan karir yaitu yang pertama bimbingan karir pada anak sekolah dasar yang masih duduk di bangku kelas 1 sampai kelas 3 yakni diberikan materi mengenai gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah, kemudian penghargaan terhadap segala jenis pekerjaan serta tentang gambaran orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh setelah bekerja. Yang kedua bimbingan karir pada anak sekolah dasar yang sudah duduk dikelas 4 sampai kelas 6 akan diberikan pemantapan materi serta pemahaman mendalam tentang materi berbagai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilannya serta kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu.
Penerapan layanan bimbingan karir di SD terdiri atas pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan menempuh masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja, pengembangan kesadaran terhadap berbagai pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan beragam tujuan hidup dengan nilai, bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masing-masing. Selain itu,  kegiatan tatap muka dengan menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil serta membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat mempengaruhi karir dan pelaksanaannya adalah dasar dari bimbingan karir karena pelaksanaannya dilakukan di SD (Saputro, A W, 2017).
Menurut Herr dan Crammer (dalam Hadiarni & Irman, 2009) terdapat tiga kategori teknik yang dapat digunakan untuk konseling karir di SD, yaitu:

a.       Curriculum Infusion (memasukkan kedalam kurikulum)
Terdapat sejumlah teknik yang dapat digunakan dalam kategori ini, diantaranya:
1)      Sediakan buku-buku referensi bacaan atau biografi yang menggambarkan atau meencerminkan pengambilan keputusan pribadi.
2)      Pilih kelompok karir yang membutuhkan kompetensi dalam maata pelajaran tertentu dan identifikasi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan kompetensi tersebut.
3)      Bangun minat yang berpusat sekitar kelompok karir berbeda atau cara untuk mengetahui karakteristik diri.
b.      Group Activities (melalui kegiatan kelompok)
Terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam kategori ini, diantaranya:
1)        Tugaskan siswa untuk mencari situasi pemecahan masalah melalui tingkah laku boneka yang mereka mainkan.
2)        Kembangkan teka-teki silang dengan menggunakan istilah-istilah dunia kerja.
3)        Tugaskan siswa untuk menyiapkan pertanyaan untuk berpartisipasi dalam “quiz show” di kelas berdasarkan alternatif pekerjaan dan pendidikan.
4)        Bawa kedalam kelas peralatan atau material, seragam atau gambar, dan gunakan sebagai dasar untuk menulis kreatif tentang obyek atau pekerja yang menggunakan peralatan atau seragam tersebut.
c.       Community Involvement (pelibatan masyarakat)
Teknik yang digunakan dalam kategori ini, diantaranya:
1)      Lakukan field trip k tempat-tempat yang membarikan kesempatan kepada siswa melihat bagaimana matapelajaran diaplikasikan untuk memecahkan masalah-masalah pekerjaan atau diperlukan untuk mempermudah kegiatan kerja.
2)      Datangkan narasumber untuk membahas bagaimana karaktersitik pribadi memberikan kontribusi terhadap kinerja.
3.      Teknik/Aktivitas BK Karir di SMP
Perencanaan karir pada remaja ditandai dengan berbagai aktivitas dalam kehidupannya seperti belajar tentang informasi karir, membicarakan perencanaan karirnya kepada orang dewasa, berpartisipasi aktif dalam ekstrakurikuler atau mengikuti kursus atau pelatihan yang ia sukai. Sebagaimana halnya dalam konseling karir di sekolah dasar yang memiliki strategi konseling karir, kegiatan yang sama juga dimiliki oleh sekolah lanjutan pertama. Teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar yaitu:
a.         Curriculim Infusion
1)      Bagi siswa ke dalam kelompok kecil kemudian dorong mereka untuk berkompetesi menyebutkan nama-nama pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang paling banyak.
2)      Dengan memberikan daftar kegiatan (hobi, olehraga, hewan peliharaan, club, dll) seluruh siswa membedakan antara kegiatan mana yang membutuhkan keterampilan antar pribadi dan mana yang bukan.
3)      Ajarkan siswa tentang kebiasaan belajar yang baik dan hubungkan dengan kebiasaan kerja yang baik.
4)      Dengan memberikan sebuah situasi hubungan antarpribadi yang buruk antara atasan dan bawahan, suruh siswa bermain peran dalam tiga cara untuk mmeperbaiki hubungan tersebut.
5)      Tugaskan siswa mencari iklan lowongan kerja di dalam koran untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin keterampilan yang marketable. Tugaskan mereka menghubungkan keterampilan yang diidentifikasi tersebut dengan matapelajaran yang diajarkan di sekolah.
b.      Decision-making and Acquisition of Career Information
1)      Rekam wawancara simulasi antara konselor dengan siswa yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau beberapa aspeknya. Tugaskan siswa untuk menyimak dan mendiskusikan pandangan mereka terhadap apa yang tengah berlangsung.
2)      Melalui konseling individu dan kelompok, tugaskan siswa untuk mengembangkan kriteria yang digunakan dalam mengeksplorasi pekerjaan.
3)      Ciptakan serangkaian poster yang menggambarkan wanita melakukan beragam pekerjaan yang sebelumnya dianggap sebagai peran maskulin dan pria dalam pekerjaan sebagai perawat, sekretaris dan sejenisnya.
4)      Tugaskan siswa menuliskan 10 pekerjaan yang memerlukan keterampilan sosialisasi (misalnya guru, salesperson) dan 10 pekerjaan dimana keterampilan tersebut kurang begitu penting (seperti: pakar penelitian, ahli kimia).
5)      Tugaskan siswa memerankan sebuah situasi pengambilan keputusan yang melibatkan kebutuhan untuk berkompromi.
c.       Community Involvement
1.      Tugaskan siswa untuk merekam sebuah wawancara dengan seorang pekerja.
2.      Tugaskan siswa untuk melibatkan diri dalam sebuah pekerjaan sukarela untuk pelayanan masyarakat.
3.      Hadirkan konselor untuk pelayanan tenaga kerja setempat untuk berbicara dengan siswa tentang pekerjaan yang tersedia bagi mereka dalam masyarakat.
4.      Dengan memberikan kesempatan untuk mengamati seorang individu yang berpengalaman dan seorang peserta pelatihan dalam suatu kelompok pekerja.
5.      Setelah melakukan field trip, ke sebuah tempat yang representatif dari sebuah kelompok pekerjaan (work cluster) tertentu, tugaskan siswa membuat daftar peralatan atau material yang digunakan oleh pekerja yang diamatinya.

  D.    Riset Terkait
Adapun riset yang berkaitan dengan Bimbingan dan Konseling karir di TK, SD dan SMP, diantaranya:
1.        Judul: Pengembangan Kartu Karir Sebagai Media Dalam Bimbingan Karir Siswa SD Negeri Samirono
Peneliti: Hanani, Z
Hasil Penelitian: Penelitian yang berjudul pengembangan kartu karir sebagai media dalam bimbingan karir siswa SD bertujuan untuk menghasilkan permainan kartu karir sebagai media bimbingan karir yang sesuai dengan karakter dan layak digunakan siswa Sekolah Dasar.
2.        Judul:  The Development Of Pictures Story Book Theme Of Work To Enhance The Knowledge Career For Elementary School 4th Grade Students
Peneliti: Sukanda, F & Nuryono, W
Hasil Penelitian: Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media berupa buku cerita bergambar dengan tema pekerjaan sebagai media layanan informasi bimbingan dan konseling siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hasil pengembangan media buku cerita bergambar ini diharapkan mampu membantu pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar tentang tugas utama, peralatan dan hal-hal yang mendukung suatu pekerjaan.
3.        Judul: Analisis Determinasi Disiplin Belajar, Ekspektasi Karir, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Kediri
Peneliti: Suniadi, N
Hasil Penelitian: Ekspektasi karir di sekolah akan membimbing peserta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh sehingga siswa mampu membuat keputusan terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri maupun dalam menetapkan karir mereka dimasa yang akan datang ketika individu tersebut terjun di masyarakat. Tugas konselor sekolah adalah menyelenggarakan pelayanan bimbingan yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir yang disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.
4.        Judul: Prospek Jurusan Mesin Dalam Pilihan Vokasi Siswa SMP
Peneliti: Yahya, M
Hasil Penelitian: Pembelajaran keterampilan yang diberikan diSMP menumbuhkan minat kejuruan bagi peserta didik. Dengan demikian perlu dikembangkan model inovasi pembelajaran keterampilan seperti pembelajaran penanaman nilai kerja.
5.        Judul: Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar
Peneliti: Dani Wijanarko, Chadidjah HA, Salmah Lilik
Hasil Penelitian: Layanan informasi jenis pekerjaan melalui media gambar merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sekelompok peserta didik untuk mengaktualisasikan diri dengan menghadirkan peran-peran yang ada dalam angan ke dunia nyata dalam satu bentuk gambar sebagai medianya. Gambar jenis pekerjaan sebagai media diharapkan memperjelas informasi supaya peserta didik mampu memahami informasi yang telah disampaikan dalam rangka peningkatan wawasan karier. Wawasan karier merupakan suatu kemampuan untuk meninjau keadaan diri sendiri dan lingkungan yang terjadi pada setiap inddi idu selama rentang waktu kehidupannya dalam memahami jenis-jenis dan karakteristik pekerjaan sehingga menemukan secara jelas mengetahui tentang karir. Berdasarkan hasil penelitian layanan informasi jenis pekerjaan melalui media gambar efektif untuk meningkatkan wawasan karier pada peserta didik kelas di SDN di Wonogiri.
6.        Judul: Pengembangan Media Informasi Karier Berbasis Permainan Puzzle pada Peserta didik Taman kanak-kanak Kelompok B
Peneliti: Devitasari, Happy
Hasil Penelitian: Pada masa Taman Kanak-kanak media permainan puzzle dalam pemberian informasi karier belum pernah diberikan oleh guru kepada peserta didiknya,  sehingga pemberian informasi karier perlu dilakukan sejak dini untuk itu diperlukan media yang tepat untuk peserta didik TK. Salah satu media yang cocok untuk anak TK adalah media permainan puzzle, karena itu maka perlu dikembangkan media informasi karier berbasis permainan puzzle pada peserta didik TK. Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan media informasi karier berbasis permainan puzzle untuk peserta didik TK yang diterima secara teoritis maupun praktis yang dapat digunakan oleh guru TK dalam membantu peserta didik TK mengenal jenis-jenis pekerjaan yang ada di sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media informasi karier berbasis permainan puzzle pada peserta didik Taman Kanak-kanak berterima secara teoretis dan praktis. Media tersebut sangat tepat, sangat berguna, sangat mudah, dan sangat menarik digunakan sebagai media informasi karier bagi anak TK.
7.        Judul: Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa
Peneliti: Adipura, S
Hasil Penelitian: Perencanaan karir yang dilaksanakan sedini mungkin akan mengembangkan sikap bertanggung jawab bagi siswa, sehingga mampu mengembangkan kemampuan dirinya semaksimal mungkin dengan tidak melakukan penyimpangan terhadap tugas-tugas perkembangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik modeling efektif meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X SMA Yasmida Ambarawa Tahun Pelajaran 2013/2014.

 KEPUSTAKAAN

Adipura, S. (2015). Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa. Jurnal Fokus Konseling, Volume 1 (1), hlm. 45-56.

Devitasari, H. (2011). Pengembangan Media Informasi Karier Berbasis Permainan Puzzle pada Peserta didik Taman kanak-kanak Kelompok B. Skripsi: tidak diterbitkan.

Gumilang, G. S. (2017). Niche Konselor di Indonesia dalam Pendidikan Formal, 3(2), 194–204.

Hadiarni & Irman. (2009). Konseling karir. Batusangkar: STAIN Batusangkar.

Hanani, Z. (2016). Pengembangan Kartu Karir Sebagai Media dalam Bimbingan Karir Siswa SD Negeri Samirono. Skripsi: tidak diterbitkan.

Herr, E.L, Cramer, S.H & Niles, S.G. 2004. Career Guidance and Counseling: Systematic approaches (6th edition). Boston: Person.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (SD). Jakarta: tidak diterbitkan.

Komara, IB. (2016). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir Siswa. PSIKOPEDAGOGIA, Vol. 5 (1), ISSN: 2301-6167.

Muro, J. J., & Kottman, T. (1995). Guidance and counseling in the elementary and middle schools: A practical approach. Brown & Benchmark.

Nuzliah. (2017). Pendekatan Layanan BK pada Anak Usia Dini. Jurnal ,Volume III (1).

Saputro, A W. (2017). Implementasi Layanan Bimbingan Karir Di SD Negeri Bulakan 02 Sukoharjo. Skripsi: tidak diterbitkan.

Sukanda, F & Nuryono, W. (2014). The Development Of Pictures Story Book Theme Of Work To Enhance The Knowledge Career For Elementary School 4th Grade Students. Jurnal UNESA.

Sukmayadi, T. (2016). Penguatan Pendidikan Karakter di SD Melalui Permainan Tradisional. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL “Optimalisasi Active Learning dan Character Building dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” (pp. 123–130). Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Prodi Bimbingan dan Konseling.

Suniadi, N. (2013). Analisis Determinasi Disiplin Belajar, Ekspektasi Karir, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Kelas VIII Smp Negeri 3 Kediri. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4.

Syahniar, S. (2010). Tingkah Laku Sosial Anak TK Serta Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(2), 29–35.

Syarif, K. (2012). Bimbingan Karir di Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan, Vol 4 (8), ISSN: 2085-9880.

Tuasikal, J. (2015). Bimbingan Dan Konseling Di Taman Kanak-Kanak & Sekolah Dasar. Gorontalo: Tidak diterbitkan.

Wijanarko, D., dkk. (2014). Keefektifan Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial. CONSILIUM: Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling, 2 (2), 48-52.

Winkel & Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan Jakarta: PT. Grasindo.

Yahya, M (2009). Prospek Jurusan Mesin Dalam Pilihan Vokasi Siswa SMP. Jurnal PTM Volume 9 (2), ISSN:1412-1247.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Rizqi Press.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

As claimed by Stanford Medical, It's indeed the one and ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh 19 kilos lighter than us.

(By the way, it is not related to genetics or some secret exercise and EVERYTHING to related to "how" they are eating.)

P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

TAP on this link to reveal if this short quiz can help you find out your real weight loss potential