BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DI TK, SD DAN SLTP
A.
Karakteristik
Perkembangan Karir Siswa TK, SD dan SLTP
1.
Karakteristik
Perkembangan Karir Siswa TK
Siswa TK berada pada tahap perkembangan balita (0-5
tahun) memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya: 1) belajar merangkak;
2) belajar berjalan; 3) belajar makan; 4) belajar bicara; 5) belajar mengontrol
buang air; 6) belajar tentang perbedaan jenis kelamin; 7) belajar menjalin
hubungan dengan orang tua, saudara kandung, dan orang lain; 8) membentuk konsep
sederhana mengenai dunia sekitar; dan 9) menyiapkan diri untuk membaca (Gumilang, 2017).
Asumsi dasar yang
melandasi bahwa TK memerlukan bimbingan dan konseling adalah kesetaraan TK
sekarang ini dengan pendidikan dasar dan menengah. Jika di lingkungan
pendidikan dasar dan menengah bimbingan konseling sangat dibutuhkan, otomatis TK
juga membutuhkannya.
Selain keahlian dan pengalaman pendidik, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan mereka, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki pada anak, hangat dalam bersikap dan bersedia bermain dengan anak (Tuasikal, J, 2015).
Selain keahlian dan pengalaman pendidik, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan mereka, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki pada anak, hangat dalam bersikap dan bersedia bermain dengan anak (Tuasikal, J, 2015).
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan
salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peran penting untuk
mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya. Peran guru BK (konselor) sangat diperlukan dalam
memberikan layanan guna membantu anak dalam mengembangkan kepribadiannya. Pada
masa perkembangan anak taman kanak-kanak, masalah dapat menghambat pencapaian
perkembangan masa berikutnya, dan juga mempengaruhi aspek-aspek perkembangan
lainnya. Layanan bimbingan sebagai suatu upaya bantuan yang diberikan guru pada
anak dilaksanakan secara bersama-sama dengan proses pembelajaran yang terjadi.
Adapun tujuan bimbingan dan konseling di taman kanak-kanan
(Tuasikal, J, 2015), yaitu:
1.
Membantu
anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya, kebiasaannya dan
kesenangannya.
2.
Membantu
anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3.
Membantu
anak mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
4.
Membantu
anak menyiapkan perkembangan mental dan sosial untuk masuk ke lembaga
pendidikan selanjutnya.
5.
Membantu
orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu.
6.
Membantu
orang tua mengatasi gangguan emosi anak yang ada hubungannya dengan situasi
keluarga di rumah.
7.
Membantu
orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi anaknya yang sesuai dengan
taraf kemampuan intelektual, fisik dan sosial emosionalnya.
8.
Memberikan
informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
2.
Karakteristik
Perkembangan Karir Siswa SD
Pada penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar,
guru bimbingan dan konseling atau konselor berperan membantu tercapainya
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Tujuan BK Karir
di SD ialah agar peserta didik/ konseli memiliki pemahaman ragam kegiatan dan
pekerjaan di sekitar dan peserta didik/ konseli memiliki pemahaman keterkaitan
belajar dengan sukses masa depan (POP BK SD, 2016).
Usia sekolah
dasar termasuk dalam fase kesadaran karir. Kesadaran karir adalah suatu
keadaan, kesediaan, kesiapan dimana individu mulai sadar memahami diri
untuk merencanakan karir yang ingin
dicapai dalam jangka waktu tertentu. Usia dari lahir sampai umur 15 tahun
merupakan usia dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas,
sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam konsep diri.
Kesadaran karir yang dimaksud ini dititik beratkan pada eksplorasi karir berupa
wawasan tentang barbagai macam pekerjaan yang ada dalam lingkungan masyarakat
dan apa-apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan yang menjadi
harapan dan cita-cita dimasa depan (Sukanda, F &
Nuryono, W, 2014).
3.
Karakteristik
Perkembangan Karir Siswa SLTP
Menurut Yusuf, S (2009) fase remaja meliputi
remaja awal (usia 2-15 tahun), remaja madya (usia 15-18 tahun), dan remaja
akhir (usia 19-22 tahun). Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang
pendidikan yang di tempuh oleh remaja pada umumnya. Usia rata-rata remaja yang
duduk di bangku SMP adalah remaja yang berkisar antara 12-15 tahun. Terdapat
beberapa tugas perkembangan remaja menurut Yusuf, S (2009), yaitu:
a. Menerima
fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya (seperti kecantikan,
keberfungsian, dan keutuhan), Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
atau figur-figur yang mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap
orang tua dan orang lain),
b. Mengembangkan
keterampilan komunikasi interpersonal (lisan dan tulisan),
c. Mampu
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar,
d. Menemukan
manusia model yang dijadikan pusat identifikasi,
e. Menerima
diri sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri,
f. Memperoleh
self-control kemampuan mengendalikan
sendiri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup,
g. Mampu
meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikap dan perilaku yang
kekanak-kanakan,
h. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara,
i.
Memilih dan mempersiapkan karir
(pekerjaan),
j. Memiliki sikap positif terhadap
pernikahan dan hidup berkeluarga (meyakini bahwa pernikahan merupakan salah
satu yang mengahalalkan hubungan seksual pria-wanita),
k. Mengamalkan
ajaran agama yang dianut.
Tugas-tugas
perkembangan karir remaja ialah harus memiliki pemahaman tentang karir, mencari
informasi, sikap, bertanggung jawab terhadap keputusan karir, mampu membuat
perencanaan, pengambilan keputusan, dan memiliki keterampilan atau kompetensi
yang berhubungan dengan karir yang dipilihnya (Komara, I B, 2016).
B.
Tujuan
BK Karir
1.
Tujuan
BK Karir di TK
Terdapat beberapa tujuan bimbingan karir bagi early childhood (Herr, Cramer &
Niels, 2004), diantaranya:
a.
Mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan;
b.
Memahami pentingnya tanggungjawab pribadi,
kepercayaan, dan kebiasaan kerja yang bagus lainnya;
c.
Mengembangkan kesadaran hubungan antara belajar
dan kerja;
d.
Lebih sadar tentang berbagai jenis karir;
e. Mengembangkan kesadaran bahwa seseorang yang
bekerja di lingkungannya merupakan sumber informasi karir baginya.
2.
Tujuan
BK Karir di SD
Bimbingan karir di SD penting untuk diberikan agar
anak memiliki gambaran tentang kehidupannya di masa depan, yaitu kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. Bimbingan karir
berfungsi penting dalam rangka perkembangan karir manusia (Hanani Z, 2016).
Tujuan dan manfaat bimbingan karir SD secara umum
yaitu agar siswa SD dapat menyadari, mengenali, dan memahami dirinya: kondisi
dan kemampuan diri terhadap lingkungan, memahami apa yang disukai dan tidak
disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri; membantu
individu untuk mengenali dan menyadari perkembangan karir serta arah kehidupan
masa depan: mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan
yang ada, merencanakan masa depan, membantu arah pekerjaan, menyesuaikan
keterampilan, membantu mencapai cita-cita dan segenap potensi yang dimiliki
siswa berkembang secara optimal; penyelesaian masalah karir: perencanaan dan
pengembangan karir, dan pemahaman terhadap jabatan dan tugasnya membantu
individu mengembangkan karirnya sepanjang hayat (Hanani Z, 2016).
Bimbingan karir di SD diarahkan untuk menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman siswa akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia
sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang
lain dan mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di sekolah
dasar juga terkait erat dengan upaya membantu siswa memahami apa yang disukai
dan tak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri (Syarif,
K, 2012). Secara lebih operasional tujuan layanan bimbingan karir di SD adalah
membantu peserta didik agar dapat (Syarif, K, 2012):
a. Mengenal
macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada;
b. Merencanakan
masa depan. Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2004) merumuskan perencanaan
karier sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karier. Proses
ini mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri,
pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar
antara diri sendiri dan dunia kerja (Sukmayadi, 2016).
c. Membantu
arah pekerjaan;
d. Menyesuaikan
keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan;
e. Membantu
mencapai cita-cita.
Menurut Sunaryo Kartadinata dan Nani Sugandi (dalam
Hanani Z, 2016) bimbingan karir di SD diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan
pemahaman siswa akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia dan sekitarnya,
pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan
mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di SD juga terkait
serta dengan upaya membantu peserta didik memahami apa yang disukai dan tidak
disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri. Program
bimbingan karir di SD juga difokuskan pada kesadaran diri dan kesardaran karir (Muro & Kottman, 1995).
Herr
(dalam Hadiarni & Irman, 2009) mengemukakan bahwa tujuan konseling
karir di sekolah dasar memberikan pengalaman-pengalaman sehingga murid-murid
dapat mengerjakan hal-hal dibawah ini:
a. Menyadari bahwa memahami
kelebihan-kelebihan, nilai-nilai dan preferensi-preferensi seseorang merupakan
fondasi bagi pilihan-pilihan pendidikan dan okupasional.
b.
Mengerti bahwa adalah mungkin mencapai
tujuan-tujuan masa depan dengan perencanaan dan persiapan yang dilakukan
sekarang.
c.
Mencapai kesadaran akan kompetensi
pribadi untuk memilih dan memenuhi syarat-syarat dari alternatif-alternatif
pendidikan dan okupasional.
d.
Mempertimbangkan implikasi-implikasi
dari perubahan dalam diri, pilihan-pilihan dan hubungannya dengan kebutuhan
akan lanjutan pendidikan selama hidup.
e.
Memahami kesamaan-kesamaan antara
keterampilan-keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pribadi.
f.
Mengembangkan dasar informasi yang tidak
menyimpang dan tidak strereotip untuk menjadi pedoman merencanakan
keputusan-keputusan pendidikan dan okupasional selanjutnya.
g.
Memahami bahwa persekolahan terdiri dari
banyak kesempatan untuk mengeksplorasi dan mempersiapkan kehidupan.
h. Mengenal hubungan-hubungan antara
keterampilan-keterampilan akademik, membaca, menulis, berhitung dan bahan
pelajaran lainnya dan bagaimana hal ini digunakan dalam pilihan-pilihan
pendidikan dan pekerjaan dimasa mendatang.
i.
Mengidentifikasi okupasi-okupasi dimana
orang-orang bekerja dengan orang lain, dengan ide-ide atau dengan benda-benda.
j.
Memperhitungkan hubungan-hubungan antara
okupasi, karir dan gaya hidup.
k.
Menggambarkan tujuan-tujuan yang dapat
diberikan pekerjaan kepada orang yang berbeda.
l.
Mempertimbangkan pentingnya penggunaan
efektif dari waktu luang.
3.
Tujuan
BK Karir di SMP
Herr (Herr & Cramer, 1984; Hadiarni & Irman,
2009) mengemukakan tujuan-tujuan konsleing karir di sekolah lanjutan
pertama dengan menyarankan bahw asiswa harus belajar:
a.
Mencapai pemahaman yang realistik
terhadap dirinya;
b.
Mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan berbagai sumber informasi tentang diri, pendidikan, dan
okupasional;
c.
Memahami berbagai pilihan pendidikan yang
tersedia di sekolah lanjutan dan sesudahnya, sifat dan tujuannya masing-masing
dan tipe-tipe pendidikan pasca sekolah lanjutan atau pilihan-pilihan karir yang
mereka tuju;
d.
Membedakan antara kelompok-kelompok
karir dipandang dari segi okupasi-okupasi utama yang menyusun dan yang
berkenaan dengan hal-hal seperti: (1) lama dan tipe pendidikan yang diperlukan
untuk memasukinya, (2) isi, alat-alat, lingkungan-lingkungan, produk-produk,
atau jasa-jasa yang berkaitan dengan okupasi-okupasi ini, (3) potensi
okupasi-okupasi itu memuaskan minat-minat dan nilai-nilai pribadi, (4) potensi
okupasi-okupasi itu menyediakan tipe gaya hidup yang diinginkan;
e.
Memikirkan kehidupan dalam suatu
organisasi dan berbagai peranan yang dimainkan;
f.
Mengidentifikasi cara-cara yang efektif
mengelola pekerjaan dan waktu luang;
g.
Memikirkan implikasi-implikasi perilaku
dari pengambilan tanggungjawab pribadi untuk menjadi seperti yang diinginkannya;
h.
Mengidentifikasi bidang-bidang karir
yang luas dan taraf-taraf aspirasi pendidikan yang secara pribadi sesuai;
i.
Merencanakan program sekolah lanjutannya
yang didasarkan pada informasi yang akurat, tujuan-tujuan karir tentatif, dan
penilaian dari yang akurat;
j. Memformulasikan rencana-rencana
mengimplementasikan keputusan-keputusan yang diambil.
C.
Teknik/Aktivitas
BK Karir
1.
Teknik/Aktivitas
BK Karir di TK
Bimbingan di TK lebih difokuskan pada upaya
pencegahan dan pengembangan, sehingga fungsi layanan BK di TK lebih ditekankan
pada fungsi Pencegahan dan fungsi pengembangan, tanpa mengabaikan fungsi
bimbingan yang lain (Syahniar, 2010). Terdapat
beberapa teknik dalam BK di TK (Nuzliah, 2017), diantaranya:
a. Aktif.
Belajar merupakan suatu proses yang aktif dari anak dalam membangun
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima dari guru saja
ilmu pengetahuan tersebut. Motorik halus dan motorik kasar anak-anak akan
berkembang dengan baik melalui belajar yang aktif. Melalui belajar yang aktif,
segala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang anak
untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua
itu tidak luput dari pengawasan orang tua dan guru di sekolah.
b. Kreatif.
Kreatif merupakan suatu daya cipta, memiliki kemampuan berkreasi. Kreatif juga
bertujuan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak.
c. Efektif.
Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata, karena bermain dengan
bereksplorasi dapat membangun
perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.
d. Menyenangkan.
Dalam proses belajar, perlu terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga anak memusatkan perhatiannya secara utuh pada pembelajaran. Menurut
hasil penelitian tingginya perhatian anak terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman, akan mengaktifkan otak
untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta meningkatkan kepercayaan
diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, akan menurunkan fungsi otak
pada anak, maka anak tiak dapat berfikir secara optimal.
2.
Teknik/Aktivitas
BK Karir di SD
Permendikbud No. 111 Tahun 2014 menjelaskan bahwa
materi dalam pelaksanaan bimbingan karir yaitu yang pertama bimbingan karir
pada anak sekolah dasar yang masih duduk di bangku kelas 1 sampai kelas 3 yakni
diberikan materi mengenai gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari
nafkah, kemudian penghargaan terhadap segala jenis pekerjaan serta tentang
gambaran orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh setelah
bekerja. Yang kedua bimbingan karir pada anak sekolah dasar yang sudah duduk
dikelas 4 sampai kelas 6 akan diberikan pemantapan materi serta pemahaman
mendalam tentang materi berbagai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh
penghasilannya serta kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu.
Penerapan layanan bimbingan karir di SD terdiri atas
pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan
menempuh masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja,
pengembangan kesadaran terhadap berbagai pilihan karir, informasi pekerjaan,
ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan beragam tujuan
hidup dengan nilai, bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masing-masing.
Selain itu, kegiatan tatap muka dengan
menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil serta membimbing siswa
untuk memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat mempengaruhi karir dan
pelaksanaannya adalah dasar dari bimbingan karir karena pelaksanaannya
dilakukan di SD (Saputro, A W, 2017).
Menurut Herr dan Crammer (dalam Hadiarni &
Irman, 2009) terdapat tiga kategori teknik yang dapat digunakan untuk
konseling karir di SD, yaitu:
a. Curriculum Infusion
(memasukkan kedalam kurikulum)
Terdapat sejumlah teknik yang dapat digunakan dalam
kategori ini, diantaranya:
1) Sediakan
buku-buku referensi bacaan atau biografi yang menggambarkan atau meencerminkan
pengambilan keputusan pribadi.
2) Pilih
kelompok karir yang membutuhkan kompetensi dalam maata pelajaran tertentu dan
identifikasi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan kompetensi tersebut.
3) Bangun
minat yang berpusat sekitar kelompok karir berbeda atau cara untuk mengetahui
karakteristik diri.
b. Group Activities
(melalui kegiatan kelompok)
Terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam
kategori ini, diantaranya:
1)
Tugaskan siswa untuk mencari situasi
pemecahan masalah melalui tingkah laku boneka yang mereka mainkan.
2)
Kembangkan teka-teki silang dengan
menggunakan istilah-istilah dunia kerja.
3)
Tugaskan siswa untuk menyiapkan
pertanyaan untuk berpartisipasi dalam “quiz
show” di kelas berdasarkan alternatif pekerjaan dan pendidikan.
4)
Bawa kedalam kelas peralatan atau
material, seragam atau gambar, dan gunakan sebagai dasar untuk menulis kreatif
tentang obyek atau pekerja yang menggunakan peralatan atau seragam tersebut.
c. Community Involvement
(pelibatan masyarakat)
Teknik yang digunakan dalam kategori ini,
diantaranya:
1) Lakukan
field trip k tempat-tempat yang
membarikan kesempatan kepada siswa melihat bagaimana matapelajaran
diaplikasikan untuk memecahkan masalah-masalah pekerjaan atau diperlukan untuk
mempermudah kegiatan kerja.
2) Datangkan
narasumber untuk membahas bagaimana karaktersitik pribadi memberikan kontribusi
terhadap kinerja.
3.
Teknik/Aktivitas
BK Karir di SMP
Perencanaan karir pada remaja ditandai dengan
berbagai aktivitas dalam kehidupannya seperti belajar tentang informasi karir,
membicarakan perencanaan karirnya kepada orang dewasa, berpartisipasi aktif
dalam ekstrakurikuler atau mengikuti kursus atau pelatihan yang ia sukai.
Sebagaimana halnya dalam konseling karir di sekolah dasar yang memiliki
strategi konseling karir, kegiatan yang sama juga dimiliki oleh sekolah lanjutan
pertama. Teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar
yaitu:
a.
Curriculim
Infusion
1) Bagi
siswa ke dalam kelompok kecil kemudian dorong mereka untuk berkompetesi
menyebutkan nama-nama pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang paling
banyak.
2) Dengan
memberikan daftar kegiatan (hobi, olehraga, hewan peliharaan, club, dll)
seluruh siswa membedakan antara kegiatan mana yang membutuhkan keterampilan
antar pribadi dan mana yang bukan.
3) Ajarkan
siswa tentang kebiasaan belajar yang baik dan hubungkan dengan kebiasaan kerja
yang baik.
4) Dengan
memberikan sebuah situasi hubungan antarpribadi yang buruk antara atasan dan
bawahan, suruh siswa bermain peran dalam tiga cara untuk mmeperbaiki hubungan
tersebut.
5) Tugaskan
siswa mencari iklan lowongan kerja di dalam koran untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin keterampilan yang marketable.
Tugaskan mereka menghubungkan keterampilan yang diidentifikasi tersebut dengan
matapelajaran yang diajarkan di sekolah.
b. Decision-making and Acquisition of
Career Information
1) Rekam
wawancara simulasi antara konselor dengan siswa yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan atau beberapa aspeknya. Tugaskan siswa untuk menyimak dan
mendiskusikan pandangan mereka terhadap apa yang tengah berlangsung.
2) Melalui
konseling individu dan kelompok, tugaskan siswa untuk mengembangkan kriteria
yang digunakan dalam mengeksplorasi pekerjaan.
3) Ciptakan
serangkaian poster yang menggambarkan wanita melakukan beragam pekerjaan yang
sebelumnya dianggap sebagai peran maskulin dan pria dalam pekerjaan sebagai
perawat, sekretaris dan sejenisnya.
4) Tugaskan
siswa menuliskan 10 pekerjaan yang memerlukan keterampilan sosialisasi
(misalnya guru, salesperson) dan 10
pekerjaan dimana keterampilan tersebut kurang begitu penting (seperti: pakar
penelitian, ahli kimia).
5) Tugaskan
siswa memerankan sebuah situasi pengambilan keputusan yang melibatkan kebutuhan
untuk berkompromi.
c. Community Involvement
1. Tugaskan
siswa untuk merekam sebuah wawancara dengan seorang pekerja.
2. Tugaskan
siswa untuk melibatkan diri dalam sebuah pekerjaan sukarela untuk pelayanan
masyarakat.
3. Hadirkan
konselor untuk pelayanan tenaga kerja setempat untuk berbicara dengan siswa
tentang pekerjaan yang tersedia bagi mereka dalam masyarakat.
4. Dengan
memberikan kesempatan untuk mengamati seorang individu yang berpengalaman dan
seorang peserta pelatihan dalam suatu kelompok pekerja.
5. Setelah
melakukan field trip, ke sebuah
tempat yang representatif dari sebuah kelompok pekerjaan (work cluster) tertentu, tugaskan siswa membuat daftar peralatan
atau material yang digunakan oleh pekerja yang diamatinya.
D.
Riset
Terkait
Adapun riset yang
berkaitan dengan Bimbingan dan Konseling karir di TK, SD dan SMP, diantaranya:
1.
Judul:
Pengembangan Kartu Karir Sebagai Media Dalam Bimbingan Karir Siswa SD Negeri
Samirono
Peneliti:
Hanani, Z
Hasil
Penelitian: Penelitian yang berjudul pengembangan
kartu karir sebagai media dalam bimbingan karir siswa SD bertujuan untuk
menghasilkan permainan kartu karir sebagai media bimbingan karir yang sesuai
dengan karakter dan layak digunakan siswa Sekolah Dasar.
2.
Judul: The
Development Of Pictures Story Book Theme Of Work To
Enhance The Knowledge Career For Elementary School 4th Grade
Students
Peneliti:
Sukanda, F & Nuryono, W
Hasil
Penelitian: Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk
mengembangkan media berupa buku cerita bergambar dengan tema pekerjaan sebagai
media layanan informasi bimbingan dan konseling siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Hasil pengembangan media buku cerita bergambar ini diharapkan mampu membantu
pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar tentang tugas utama, peralatan dan
hal-hal yang mendukung suatu pekerjaan.
3.
Judul:
Analisis Determinasi Disiplin Belajar, Ekspektasi Karir, Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Kelas VIII SMP
Negeri 3 Kediri
Peneliti:
Suniadi, N
Hasil
Penelitian: Ekspektasi karir di sekolah akan
membimbing peserta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang
matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh sehingga siswa mampu
membuat keputusan terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka
sendiri maupun dalam menetapkan karir mereka dimasa yang akan datang ketika
individu tersebut terjun di masyarakat. Tugas konselor sekolah adalah
menyelenggarakan pelayanan bimbingan yang meliputi: bidang bimbingan pribadi,
bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir
yang disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.
4.
Judul:
Prospek Jurusan Mesin Dalam Pilihan Vokasi Siswa SMP
Peneliti:
Yahya, M
Hasil
Penelitian: Pembelajaran keterampilan yang
diberikan diSMP menumbuhkan minat kejuruan bagi peserta didik. Dengan demikian
perlu dikembangkan model inovasi pembelajaran keterampilan seperti pembelajaran
penanaman nilai kerja.
5.
Judul:
Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah
Dasar
Peneliti:
Dani Wijanarko, Chadidjah HA, Salmah Lilik
Hasil
Penelitian: Layanan informasi jenis pekerjaan
melalui media gambar merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
kepada sekelompok peserta didik untuk mengaktualisasikan diri dengan menghadirkan
peran-peran yang ada dalam angan ke dunia nyata dalam satu bentuk gambar
sebagai medianya. Gambar jenis pekerjaan sebagai media diharapkan memperjelas
informasi supaya peserta didik mampu memahami informasi yang telah disampaikan
dalam rangka peningkatan wawasan karier. Wawasan karier merupakan suatu
kemampuan untuk meninjau keadaan diri sendiri dan lingkungan yang terjadi pada
setiap inddi idu selama rentang waktu kehidupannya dalam memahami jenis-jenis
dan karakteristik pekerjaan sehingga menemukan secara jelas mengetahui tentang
karir. Berdasarkan hasil penelitian layanan informasi jenis pekerjaan melalui
media gambar efektif untuk meningkatkan wawasan karier pada peserta didik kelas
di SDN di Wonogiri.
6.
Judul:
Pengembangan Media Informasi Karier Berbasis Permainan Puzzle pada Peserta
didik Taman kanak-kanak Kelompok B
Peneliti:
Devitasari, Happy
Hasil
Penelitian: Pada masa Taman Kanak-kanak media
permainan puzzle dalam pemberian informasi karier belum pernah diberikan oleh
guru kepada peserta didiknya, sehingga pemberian informasi karier perlu
dilakukan sejak dini untuk itu diperlukan media yang tepat untuk peserta didik
TK. Salah satu media yang cocok untuk anak TK adalah media permainan puzzle,
karena itu maka perlu dikembangkan media informasi karier berbasis permainan
puzzle pada peserta didik TK. Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan media
informasi karier berbasis permainan puzzle untuk peserta didik TK yang diterima
secara teoritis maupun praktis yang dapat digunakan oleh guru TK dalam membantu
peserta didik TK mengenal jenis-jenis pekerjaan yang ada di sekitarnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media informasi karier berbasis permainan puzzle
pada peserta didik Taman Kanak-kanak berterima secara teoretis dan praktis.
Media tersebut sangat tepat, sangat berguna, sangat mudah, dan sangat menarik
digunakan sebagai media informasi karier bagi anak TK.
7.
Judul:
Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa
Peneliti:
Adipura, S
Hasil
Penelitian: Perencanaan karir yang dilaksanakan
sedini mungkin akan mengembangkan sikap bertanggung jawab bagi siswa, sehingga
mampu mengembangkan kemampuan dirinya semaksimal mungkin dengan tidak melakukan
penyimpangan terhadap tugas-tugas perkembangan. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik modeling efektif
meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X SMA Yasmida Ambarawa Tahun
Pelajaran 2013/2014.
KEPUSTAKAAN
Adipura,
S. (2015). Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa. Jurnal Fokus Konseling, Volume 1 (1),
hlm. 45-56.
Devitasari,
H. (2011). Pengembangan Media Informasi Karier Berbasis Permainan Puzzle pada
Peserta didik Taman kanak-kanak Kelompok B. Skripsi:
tidak diterbitkan.
Gumilang, G. S. (2017). Niche
Konselor di Indonesia dalam Pendidikan Formal, 3(2), 194–204.
Hadiarni
& Irman. (2009). Konseling karir.
Batusangkar: STAIN Batusangkar.
Hanani,
Z. (2016). Pengembangan Kartu Karir Sebagai Media dalam Bimbingan Karir Siswa
SD Negeri Samirono. Skripsi: tidak diterbitkan.
Herr,
E.L, Cramer, S.H & Niles, S.G. 2004. Career
Guidance and Counseling: Systematic approaches (6th edition). Boston:
Person.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (SD). Jakarta: tidak diterbitkan.
Komara,
IB. (2016). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan
Perencanaan Karir Siswa. PSIKOPEDAGOGIA,
Vol. 5 (1), ISSN: 2301-6167.
Muro, J. J., & Kottman, T. (1995). Guidance and counseling in the
elementary and middle schools: A practical approach. Brown & Benchmark.
Nuzliah.
(2017). Pendekatan Layanan BK pada Anak Usia Dini. Jurnal ,Volume III (1).
Saputro,
A W. (2017). Implementasi Layanan Bimbingan Karir Di SD Negeri Bulakan 02
Sukoharjo. Skripsi: tidak
diterbitkan.
Sukanda,
F & Nuryono, W. (2014). The Development Of Pictures Story Book Theme Of
Work To Enhance The Knowledge Career For Elementary School 4th Grade
Students. Jurnal UNESA.
Sukmayadi, T. (2016). Penguatan Pendidikan Karakter di SD Melalui
Permainan Tradisional. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL “Optimalisasi Active
Learning dan Character Building dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” (pp. 123–130). Prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar dan Prodi Bimbingan dan Konseling.
Suniadi,
N. (2013). Analisis Determinasi Disiplin Belajar, Ekspektasi Karir, Dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Kelas
VIII Smp Negeri 3 Kediri. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4.
Syahniar, S. (2010). Tingkah Laku Sosial Anak TK Serta Implikasinya bagi
Bimbingan dan Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(2),
29–35.
Syarif,
K. (2012). Bimbingan Karir di Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan, Vol 4 (8), ISSN: 2085-9880.
Tuasikal,
J. (2015). Bimbingan Dan Konseling Di
Taman Kanak-Kanak & Sekolah Dasar. Gorontalo: Tidak diterbitkan.
Wijanarko, D., dkk. (2014). Keefektifan Teknik
Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial. CONSILIUM: Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling, 2 (2),
48-52.
Winkel & Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan Jakarta: PT. Grasindo.
Yahya,
M (2009). Prospek Jurusan Mesin Dalam Pilihan Vokasi Siswa SMP. Jurnal PTM Volume 9 (2), ISSN:1412-1247.
Yusuf,
Syamsu. (2009). Program Bimbingan Dan
Konseling. Bandung: Rizqi Press.
1 komentar:
As claimed by Stanford Medical, It's indeed the one and ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh 19 kilos lighter than us.
(By the way, it is not related to genetics or some secret exercise and EVERYTHING to related to "how" they are eating.)
P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...
TAP on this link to reveal if this short quiz can help you find out your real weight loss potential
Posting Komentar